tag:blogger.com,1999:blog-79506456937208038272024-03-19T09:40:51.455+07:00Indonesia BeragamGerakan Perempuan membangun peradaban Indonesia yang bersih dari korupsi, bebas dari kemiskinan, bebas dari segala bentuk kekerasan dan rasa takut untuk mencapai keadilan dan kedaulatan bagi rakyat miskin, perempuan dan kelompok marginalUnknownnoreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-50491967419919934672020-03-19T14:04:00.002+07:002020-03-19T14:04:31.729+07:00Nyadran, Perempuan dan Perdamaian<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK5lbu5k5UTsu0yEC0vKYIAjdjMb5XHLuoULYU1_26QenjANvSljYF8hdPwF3Mx170EE9iHpnDTIXqfusm6RH_HbBIsKTPE4uvgkPm4kwqZtun_ZybT1-_bO9PjpHh7WJi6A9HuZWZzSM/s1600/Nyadran.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="590" data-original-width="1280" height="147" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK5lbu5k5UTsu0yEC0vKYIAjdjMb5XHLuoULYU1_26QenjANvSljYF8hdPwF3Mx170EE9iHpnDTIXqfusm6RH_HbBIsKTPE4uvgkPm4kwqZtun_ZybT1-_bO9PjpHh7WJi6A9HuZWZzSM/s320/Nyadran.jpeg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Iring-iringan itu sempat terhenti ketika memasuki wilayah kuburan .... Para laki-laki yang membawa tenong-tenong berisi kue-kue dan makanan, sejenak melepas lelah. Para perempuan dan anak-anak yang membawa rantang-rantang berisi makanan juga rehat sebentar. Dalam hitungan menit, rombongan kembali bergerak perlahan menaiki bukit kecil, tempat peristirahatan para leluhur kedua Dusun yang menyelenggarakan Nyadran. Pas di pintu Makam Gletuk, Pak Kepala Dusun dan jajaran panitia sepertinya, menyalami satu per satu setiap orang yang masuk di area makam. Mereka mempersilahkan rombongan terus berjalan ke arah depan, agar bisa memenuhi sisi dalam dari area yang sudah disiapkan untuk nyadran. Yah...</span>Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur. Tapi menurut orang lokal, ada juga nyadran sumber air dan nyadran panen, kesemuanya ditujukan untuk menunjukkan rasa nyukur kepada para leluhur yang telah berjasa pada kemakmuran desa.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Aku juga ada dalam rombongan tersebut. Begitu mendarat di Bandara Ahmad Yani Semarang, langsung dianter supir taxi menuju lokasi. Hanya membutuhkan waktu 1 jam saja. Untuk membunuh bosan, saya melakukan kerja-kerja kordinasi untuk persiapan Review RAN P3AKS, tapi akhirnya terhenti dan merasa mual-mual ketika taxi yang aku tumpangi mulai memasuki area Bendungan yang jalannya berliku dan naik turun. Mengapa aku pingin muntah? Ternyata aku salah pakai kacamata. Jadi dari keluar Bandara tadi, aku pakai kacamata hitam. Padahal untuk keperluan kerja di atas mobil dan kondisi moving...kaca mata minus atau plus sangat membantu menjaga stabilitas. By the way, saya memakai kacamata plus 1,5 dan kata dokter tidak bisa disembuhkan. Jadi dengan alat bantu kacamata plus ini, aku bisa kerja selama apapun di atas mobil. Yo wis...balik ke Nyadran. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menghentikan langkah ketika kulihat sejumlah perempuan muda berpakaian adat, kebaya putih dan kain batik, melempar senyum dan melampaikan tangannya ke arahku, memberikan isyarat agar aku mendekat ke arahnya. "wah...riski anak sholeh".. kupikir. Pleg...akhirnya aku duduk di tengah mereka. Baru ngeh ternyata posisi tempat aku duduk adalah bisa dibilang sentral acara. Aku duduk pas berhadapan dengan rombongan dari perwakilan pemerintah. Ada Kadis Pariwisata dan Kebudayaan, perwakilan DPRD, perwakilan Puskesmas, dan tentu saja jajaran pemerintah Kecamatan, Desa dan Dusun. Maka jangan heran kalau acara seperti ini, kalian bakalan dengerin banyak sekali sambutan karena memang itu tradisi meng-orang kan setiap pihak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Justru aku kaget, ketika namaku sebagai perwakilan AMAN Indonesia, diminta sambutan juga. sempat panik karena terus terang saja, aku gak bisa bahasa jawa yang halus. Juga, gak terlalu pede bicara di depan kerumunan dimana aku tidak mengerti apakah mereka akan paham dengan bahasa yang aku pakai. Harusnya aku gak perlu kaget, karena acara Nyadran ini menjadi bagian dari rangkaian program Nyadran Perdamaian 2020, yang digagas oleh AMAN Indonesia bersama dengan Buddazine tentu bersinergi dengan agenda masyarakat di dua dusun ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengarkan dengan seksama sambutan satu ke sambutan lainnya, dengan menggunakan bahasa jawa halus, dan konten tiap sambutan yang begitu yakin bahwa kerukunan adalah pondasi dari NKRI, membuat aku menangis di dalam hati. Kemarin aku masih merasakan riuh media sosial tentang pro dan kotra wacana <i>lock down </i>karena mitigasi penyebaran virus Covid 19. Bahkan sejumlah orang dengan sengaja menyebarkan pandangan-pandangan yang mengacaukan nalar manusia berusaha mempengaruhi publik untuk tidak patuh kepada keputusan pemerintah. Heboh di media sosial yang paling miris adalah pada masa Pilpres dan Pilkada Jakarta, dimana isu identitas politik dijadikan alat mencapai kemengangan. Hampir bisa dipastikan sampai sekarang pendukung 01 dan 02 belum pulih betul relasi mereka. Nah....pagi itu berada di tengah masa yang begitu banyak (mungkinkah sampai 1000), dengan balutan pakaian sederhana, wajah-wajah santun, dan attitude menghormati satu dengan yang lain. Ini tercermin jelas pada saat sambutan, saya melihat orang fokus mendengarkan, sesekali berbisik tapi kemudian kembali menyimak subtansi dari sambutan. Padahal acaranya di luar ruangan dan matahari pagipun udah bergeser ke tengah, saat MC memanggil satu per satu untuk sambutan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya tiba juga namaku disebut. Ruby Kholifah, Sekjend AMAN. Aku lupa gimana si MC mempersilahkan aku, tapi tata cara MC yang begitu halus, membuat aku terkesan. Meskipun aku tidak punya niat buat ambil waktu banyak, tapi ternyata membeberkan empat poin penting mengapa tradisi nyadran perlu dilestarikan oleh generasi muda, maka aku bukan saja menjadi penyambut perempuan satu-satunya, tetapi juga kayanya yang memaparkan konten paling banyak. Ah...kalau itu memang <i>gawan</i> bayi (bawaan bayi). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Empat hal yang aku sampaikan dalam pidato pendek bahasa Indonesia (udah minta ijin sama para sesepuh) adalah; <i>pertama</i>, tradisi nyadran memperkuat spiritulitas koneksi dengan para leluhur yang sudah meninggal mendahului kita. Keyakinan warga dusun tentang pentingnya menjaga hubungan dengan para leluhur akan memberikan kesejahteraan dan kemakmuran. "Orang sini takut kalau dikatakan tidak hormat leluhur", begitu aku dengar salah seorang peserta nyadran berbisik ke aku. Tapi logikanya adalah kalau mereka begitu menghargai orang yang sudah meninggal, tentu harusnya bisa menghargai orang yang masih hidup. leluhur adalah orang-orang tua mereka, maka dalam logika kita,mereka juga pasti mempratekkan budaya hormat pada yang tua. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kedua</i>, nyadaran memperkuat kerukunan dan persaudaraan, tidak diragukan lagi. Dusun Krecek ini mayoritas Buddhis, dan Dusun Gletuk mayoritas muslim, tapi mereka ada juga pemeluk agama lain. Baik pemeluk agama Buddha, Islam, Kristen maupun agama lokal, semua mempraktekkan tradisi nyadran. Jika semua agama masih memandang nyadran sebagai perekat persaudaraan dan kerukunan di desa tersebut, tentu saja kita bisa mengukur bahwa mereka penganut agama yang terbuka. Justru kalau ada penolakan trandisi nyadran, kita perlu waspada bahwa kemungkinan besar penetrasi fundamentalisme dan radikalisme beragama ada. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ketiga</i>, nyadran memperkuat pondasi NKRI. Karena di hampir semua sambutan ini disebut, tentu penting aku memberikan penekanan apa hubungannya antara nyadran dan NKRI. Negara Indonesia lahir karena kesepakatan dari para pendiri bangsa yang mereka berasal dari budaya dan agama yang berbeda. Mengapa para <i>founding fathers</i> kita menolak konsep negara Islam? Salah satunya adalah karena realitas keragaman Indonesia tidak bisa hanya diwakili oleh salah satu agama saja. Nah, menjaga keberagaman itu salah satunya adalah melestarikan ritual nyadran yang memang asli Indonesia. Mungkin saja di suku lain ada tradisi menghormati leluhur dengan nama yang berbeda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Keempat,</i> nyadran mendekatkan kita dengan alam. Esensi relasi manusia itu ada tiga yaitu relasi dengan Tuhannya, dengan sesama manusia, dan dengan alam. Acara bersih-bersih makam selain memang bagian dari respek leluhur, juga secara alam kita bisa lihat pemakanan jadi bersih dan menyenangkan untuk dikunjungi. Karena ritual nyadran itu membawa banyak orang, tentu disiplin tidak membuat sampah sembarangan sangat penting. Maka, aku melihat sendiri setiap orang membersihkan tempatnya sendiri, lalu merapikan semua piring-piring dan makanan yang masih tersisa untuk dibawah pulang. Panitia menghimbau untuk tidak menggunakan plastik atau bahan-bahan disposal yang begitu mudah dibuang. Kecuali daun pisang sebagai alas makanan, semua makanan ditaruh di atas piring yang sudah disiapkan di rumah. Makanya mengapa tenong yang dipakai membawa makanan itu besar, karena karena berisi piring-piring bersama kue, makanan dan minuman. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Keragaman dalam Nyadran </i></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain orang-orang yang mengikuti nyadran beragama agama, suku, gender, dan aliran politiknya, makanan dan kue-kue yang dibawa warga juga beragam. Semuanya khas dibuat sendiri oleh tangan-tangan trampil perempuan. Apakah ada bapak-bapak ikutan menyiapkan hidangan? Saya rasa ada, karena di konteks budaya disini laki-laki cukup nyaman di area dapur yang biasanya dalam tradisi suku tertentu adalah teritori perempuan. Saat aku numpang pipis di salah satu rumah penduduk di dekat pemakanan, justru tuan rumah menerima aku saat di dapur. Kulihat ada bapak yang sudah sepuh, dan dua orang perempuan sepuh ramah mempersilahkan aku menggunakan toilet mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah aku mengakhiri sambutan mewakili lembaga penyelenggara acara, maka MC mempersilahkan semua peserta untuk beristriahat menikmati kue-kue dan minum teh manis. Serentak....para bapak dan ibu membuka tenong masing-masing yang dibawah dari rumah. Asal kalian tahu saja bahwa semua makanan yang dibawah di acara nyadran adalah swadaya setiap rumah. Pemerintah dan organisasi yang membantu nyadran, memberikan dukunga pada penyiapan tempat dan segala peralatannya. Jangan ditanya berapa mereka mengeluarkan uang untuk menyiapkan makanan. Karena menurut mereka, uang tidak sebanding dengan segala bentuk immaterial berupa kebahagiaan yang mereka nikmati. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Piring berisi kue-kue tradisional dikeluarkan dari tenong pertama. Isinya jajanan khas sengkolon (kalau di google sebutnya sengkulun), yaitu kue jadul khas kampung ini yang keluar hanya pada saat nyadran katanya. Kue ini terbuat dari ketan putih, parutan kelapa, gula. Bagian atasnya berwarna merah atau hijau biasanya, dan kalau dimakan sedikit molor krena terbuat dari ketan. Enak, tapi aku gak bisa makan banyak karena masalah kolesterol he he he. Jajanan lain yang juga ada adalah goreng sukun, tahu isi, keringan seperti peyek, rengginang, dan lain-lain. Termasuk juga dikombinasi dengan buah-buahan seperti pisang, jeruk, anggur dan lain-lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berselang sekitar 20 menit orang menikmati kue-kue, baru kemudian tenong kedua dibuka. Tenong kedua isinya penuh dengan makanan, lauk dan sayuran. Segera setelah kue-kue ditarik mundur dan masuk tenong pertama, maka piring-piring berisi ayam ingkung, sambel goreng tempe atau krecek, tumis sayur, semur daging, mie goreng, dan yang khas adalah Nasi seperti tumpeng dengan bentuk piramida disebut Bucu, ditaruh di tengah-tengah, menandakan makan siang segera di mulai. Saking banyaknya makanan, aku sendiri lebih memilih ingkung ayam kampung, sambel goreng tempe favoritku, sayur, dan sedikit semur daging. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kutebarkan pandanganku ke sebelah kira, menu beda-beda, tetapi keberadaan ayam ingkung sepertinya sangat khas di setiap tenong ada. Ayam ingkung adalah ayam kampung yang dimasak utuh, dibumbu opor. Secara filosofi ayam ingkung dalam budaya Jawa sangat penting. Ayam adalah lambang dari rasa syukur dan kenikmatan yang didapat di dunia karena kuasa Tuhan. Hanya ayam yang baik dan lezat saja yang menjadi persembahan, itulah mengapa ayam ingkung disajikan dalam bentuk utuh dan ditata dengan indah. Benar saja, saya tidak menemukan ayam ingkung yang kecil. Rata-rata ukuran ayam ingkung cukup besar. Ini karena di setiap tenong, diharapkan bisa memberi makan sekitar 5-6 orang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada batasan waktu untuk makan siang ini, karena inilah proses terakhir dari nyadran itu sendiri. Tetapi biasanya warga berdiri setelah doa dibacakan oleh sesepuh salah satu agama. Kali ini yang menutup doa adalah perwakilan dari Buddist, karena pada saat pembukaan tadi ada pembacaan tahlil yang sangat khas jawa (akses dan proses) untuk membuka acara sebelum sederet sambutan-sambutan. Bagi kelompok Wahabi, bukan saja ini bid'ah tapi juga dianggap tidak islami, karena logat yang dipakai Jawa bukan Arab. Bagi saya inilah Islam Nusantara. Khas Indonesia, dimana elemen Islam dan Budaya begitu kental membalut perayaan pesta leluhur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah.. dalam tradisi jawa biasanya para tamu undangan dari perwakilan pemerintah yang pamit duluan, kemudian diikuti oleh orang-orang. Aku termasuk tamu yang pamit duluan, karena udah gak tahan pingin buat air. Padahal masih pingin banget berbincang dengan penduduk setempat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tadi melihat, panitia nyadran memberikan tas kresek putih kepada warga, itu fungsinya bukan untuk take away makanan atau kue-kue, tapi tempat sandal. Karena di acara kerumunan begitu, ada baiknya setiap individu bertanggungjawab kepada sandal atau sepatu masing-masing. Sepatu santai dan tidak berhak tinggi disarankan, untuk kenyamanan, krena area pemakanan jalannya tidak rata dan kalau abis hujan maka sering becek. Dalam hal ini, aku salah konstum, pakai sepatu berhak dan itu tidak nyaman. Alasannya lupa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Perempuan dalam Nyadran, pentingkah?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perempuan memainkan peran penting dalam nyadran, sama pentingnya dengan laki-laki. Sayangnya ketika di acara ritual di publik, pesta rakyat nyadran ini banyak didominasi oleh laki-laki. Menurut penutusan Maskur, kordinator AMAN Indonesia yang ada di Jawa Tengah dan Yogya, dulunya sebelum AMAN melakukan intervensi pentingnya keterwakilan perempuan dalam budaya nyadran, perempuan Dusun Gletuk dan Krecek sangat enggan mengikuti acara ritual nyadran. Mereka bilang '<i>kan kami sudah menyiapkan makanan sejak semalem, jadi buat apa lagi kami harus mengikuti ritualnya. Kami sebaiknya di rumah saja istirahat</i>", begitu pengakuan warga perempuan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disinilah letak pentingnya sebuah intervensi dilakukan oleh lembaga seperti AMAN Indonesia, agar perempuan juga memiliki pengetahuan bahwa partisipasi dirinya dalam segala bentuk forum sangat strategis untuk perubahan yang lebih baik. Pada saat upacara nyadran dilakukan pada tanggal 13 Maret lalu, memang tidak ada satupun nara sumber yang diundang untuk memberikan materi, tetapi di setiap sambutan yang disampaikan oleh para sesepuh dan perwakilan pemerintah begitu kaya subtansi pentingnya menjaga kerukunan, toleransi dan perdamaian. Warga Dusun Krecek dan Getuk wajiblah berbangga diri karena tradisi nyadran masih lestari dan dihidupi oleh semua warga. Tradisi ini masih ada karena para sesepuh kampung dan generasi muda di sana meyakini bahwa menjaga kerukunan dan kebersamaan, adalah pondasi hidup damai. Nyadran adalah mekanisme ampuh untuk merawat karakter damai masyarakat. Perempuan harus menjadi bagian penting dalam merawat perdamaian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tepatnya 13 bulan lalu, AMAN Indonesia memutuskan untuk membuka Sekolah Perempuan Perdamaian (biasanya kami cukup menyebut SP), adalah media inkubator kepemimpinan perempuan dimana perempuan akan ditempa untuk memiliki jati diri yang kuat sebagai perempuan Indonesia yang percaya diri dan mandiri dalam mengambil sikap. SP juga membekali para pesertanya dengan perspektif gender dan perdamaian, serta skill resolusi konflik sederhana yang bisa dijadikan bekal di masyarakat untuk menyelesaikan ketegangan dan konflik. Dengan pendekatan transformasi konflik, AMAN Indonesia meyakini bahwa mengubah para ibu menjadi sosok pemimpin handal, akan mempengaruhi dinamika di rumah tangga dan komunitas, disinilah perubahan ke arah yang lebih baik akan dimulai. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kehadirian AMAN Indonesia di dusun Gletuk dan Krecek, selain ingin memperkuat partisipasi perempuan, juga ingin menjadikan dua dusun ini sebagai laboratorium toleransi krena kedua dusun ini melestarikan tradisi leluhur merawat kerukunan. Jadi, mereka rukun ini udah sejak lama. Sebelum kami hadir. Tetapi, hal baru yang kami perkenalkan dalam tradisi nyadran versi 2020 adalah keterlibatan perempuan di panggung publik, dimana para ibu merasa nyaman menjadi bagian dari ritual nyadran itu sendiri. Elemen baru lain yang juga diterima dengan senang hati oleh penduduk kedua kampung adalah program live in, yaitu program tinggal bersama dengan keluarga di Dusun Krecek, untuk belajar resep jitu membangun kerukunan. Yang bagian ini akan saya ceritakan pada bagian lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
SP Catur Manunggal akhirnya didirikan sebagai tempat belajar dan upaya mendorong partisipasi perempuan lebih menguat. Pada kelas reguler inilah, analisis gender diberikan untuk memberikan kacamata baru kepada para perempuan lintas iman yang tergabung ke dalam SP, untuk membongkar relasi kuasa dalam peran gender di kampungnya. Pembagian kerja yang umum berlaku di kampung, misalnya perempuan memasak, dan laki-laki membawa makanan pada ritual nyadran, berpotensi besar pada penghambatan akses informasi bagi perempuan. Meskipun tidak ada keputusan yang diambil di dalam ritual nyadran, tetapi mendengarkan konten sambutan-sambutan perwakilan pemerintah dan juga panitia dari luar kampung, seperti AMAN Indonesia, jelas menambah informasi dan referensi baru, serta meluaskan horison berpikir perempuan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami senang ide menghadirkan perempuan dalam tradisi nyadran disambut baik oleh para sesepuh kedua dusun. Ini karena memang dari dulu, tidak ada aturan melarang perempuan menjadi bagian dari ritual. Sama dengan tidak ada larangan perempuan berziarah di kubur. Jadi, ketika usulan muncul dari kelompok perempuan, maka dengan serta merata langsung diterima. Walhasil, pada saat perayaan Nyadran 2020, banyak perempuan hadir dengan balutan pakaian adat dan pakaian sehari-hari dan dengan hikmad mengikuti seluruh proses. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain nyadran, ada tradisi Jumat Bersih di Dusun Krecek dimana perempuan yang mengorganisir dan menjadi pelaku utama menggerakkan warga. Dusun Krecek dengan mayoritas pengikut Buddha, cenderung lebih terbuka dalam hal perubahan. Bukan berarti desa tetangga lebih tertutup karena mereka mayoritas muslim. Karena belum ditemukan alasan mendasar mengapa dusun Gletuk lebih lambat merespon partisipasi perempuan dibandingk Dusun Krecek. Tetapi, pada kenyataanya ada tafsir agama tertentu yang kadang dipakai oleh sejumlah orang untuk menghalangi partisipasi perempuan lebih luas. Jadi, bisa saja agama apapun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah partisipasi perempuan dalam ritual nyadran bakalan akan membuka ruang-ruang partisipasi yang lainnya? Saya yakin betul iya. Ini masalah komunikasi saja. Dengan bekal toleransi yang sudah mengakar dalam tradisi masyarakat dudun Krecek dan Gletuk, maka ini merupakan pondasi berpikir terbuka, sehingga gagasan penguatan partisipasi perempuan seharusnya bisa mudah diterima. Alasan utamanya adalah karena pondasi berpikir terbukanya udah ada. Yang lain adalah fakta bahwa perempuan aktif terlibat dalam upaya kemakmuran kampung. Setelah diselidiki, tidak ada alasan fundamental yang menghalangi perempuan partisipasi, hanya faktor teknis turun temurun saja yang membuat perempuan melakukan peran-peran di dalam rumah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengakhiri tulisan ini, saya ingin menjawab pertanyaan apakah penting perempuan hadir dalam tradisi nyadran. Saya jawab penting. <i>Pertama,</i> tradisi berterima kasih kepada leluhur berlaku buat semua warga, tanpa kecuali. Maka partisipasi perempuan bisa meluas tidak hanya dalam rangka menyiapkan sesajen saja. Justru, penting dalam proses menyiapkan sesajen berupa makanan dan kue-kue, baiknya disiapkan oleh seluruh anggota keluarga, sehingga tidak menjadi beban dari perempuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kedua</i>, kehadiran perempuan akan semakin meneguhkan kepada leluhur bahwa tradisi nyadran akan dijaga dan dilestarikan oleh banyak pihak, termasuk perempuan. Perempuan penjaga tradisi yang handal lintas generasi. <i>Ketiga,</i> Perempuan memiliki hard dan soft power. Hard Power Perempuan sebagai ibu akan mampu mentransfer pengetahuan ini kepada anak dan memiliki "daya paksa" kepada anak agar bisa hormat kepada trandisi. soft power perempuan sebagai makhluk komunal akan menggerakkan semua perempuan dengan alasan yang masuk akal untuk berpartisipasi dalam tradisi leluhur. Karena perempuan penjaga tradisi, maka perempuan sangat efektif memainkan peran-peran penjaga perdamaian. Mekanisme perdamaian seperti nyadran, wajib dilestarikan, bersama perempuan. *** </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-27099122074053882952020-01-14T10:13:00.000+07:002020-01-14T10:14:22.785+07:00Menyongsong 10 Agenda Politik Perempuan 2020-2024<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWHpr0OZoT4MJyT3oHDKYOPiMM3Iimbi0xKP3PYWX-lQTRdturUFvmpQdjdchPhJNxqoy_701ekIwaTtLCz-ZLieqzQHDPi9I493afCxtYYLLxyWmGpohvpo2TQemaMyr9w17hIik7zyg/s1600/Indonesia+Beragam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="443" data-original-width="960" height="147" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWHpr0OZoT4MJyT3oHDKYOPiMM3Iimbi0xKP3PYWX-lQTRdturUFvmpQdjdchPhJNxqoy_701ekIwaTtLCz-ZLieqzQHDPi9I493afCxtYYLLxyWmGpohvpo2TQemaMyr9w17hIik7zyg/s320/Indonesia+Beragam.jpg" width="320" /></a></div>
<i>Personal is Political.</i> Begitu jargon feminist sering didengungkan. Maksudnya tidak ada yang personal yang tidak politis buat perempuan. Artinya bahwa segala pengalaman personal yang dialami perempuan, berhubungan dengan keputusan politik. Olehkarenanya wajar kalau gerakan perempuan peduli dengan urusan segala aspek kehidupan perempuan mulai di dalam rumah, komunitas, tempat kerja, ruang publik dan segala aspek kehidupan perempuan.<br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Untuk membantu para pengambil keputusan memahami secara lebih komprehensif isu perempuan maka Idnonesia Beragam memperkenalkan 10 Agenda Politik Perempuan pada 2014. Buku Agenda Politik Perempuan telah disebarkan secara luas kepada perempuan di parlemen, kementerian lembaga, dan masyarakat luas agar bisa dipakai untuk monitoring maupun advokasi agenda perempuan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemarin, Indonesia Beragama mengadakan meeting pertama di 2020 pada hari Senin tanggal 13 Januari 2020, untuk mereview kembali 10 Agenda Politik Perempuan dan mempersiapkan buku jilid 2 10 Agenda Politik Perempuan yang mencakup diantaranya adalah: </div>
<br />
<ol>
<li>Pemenuhan Hak kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (Kalmit)</li>
<li> Pemenuhan Hak atas pendidikan yang responsif gender dan inklusif (KAPAL)</li>
<li>Penghentian segala bentuk kekerasan terhadap perempuan (KPI)</li>
<li> Pemenuhan hak atas perlindungan sosial yang responsif gender dan inklusif (INFID-PEKKA)</li>
<li> Pemenuhan Hak untuk hidup dalam rasa aman, damai, bebas dari ekstremisme (AMAN Indo)</li>
<li>Pemenuhan hak atas pekerjaan yang layak bagi perempuan (MC, RGP)</li>
<li> Perwujudan Kepemimpinan Perempuan yang Berkeadilan Gender dan Pluralis (KAPAL)</li>
<li> Perwujudan tata kelola pemerintahan yang bersih dan Anti Korupsi (KPI)</li>
<li>Penegakan atas perlindungan hukum yang bebas diskriminasi terhadap perempuan dan kelompok minoritas (Kalmit-AMAN Indo)</li>
<li>Perwujudan keadilan lingkungan bagi perempuan (Walhi/ Solidaritas Perempuan)</li>
</ol>
<div>
Hadir dalam penyelesaian buku diantaranya adalah Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Kapal Perempuan, Migrant Care, Perkumpulan Perempuan Kepala Keluarga, Gemma Perempuan, AMAN Indonesia, Konde.com, Our Voice. Terima kasih buat yang sudah hadir . </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-3899708649492866522016-11-27T14:27:00.001+07:002016-11-27T14:28:26.640+07:00Pernyataan Sikap: “Indonesia BERAGAM Menuntut Stop Perkawinan Anak” <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEfL9j-UpQZI9EyOlaLnKitfBYNzsRLiV0zs7yTQ2J8ob4NvVoKlUKfWJo376YPLY7tAwYOigbIDifnijuxqNNhoIhSFAPMUWVc5n-JdtPUgS1ZRjgVrVdWzx6KJQ0p-zdl68JmnhV6VI/s1600/Precon2+IB+HAKTP.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEfL9j-UpQZI9EyOlaLnKitfBYNzsRLiV0zs7yTQ2J8ob4NvVoKlUKfWJo376YPLY7tAwYOigbIDifnijuxqNNhoIhSFAPMUWVc5n-JdtPUgS1ZRjgVrVdWzx6KJQ0p-zdl68JmnhV6VI/s320/Precon2+IB+HAKTP.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Pernyataan Sikap </div>
<div style="text-align: center;">
Peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan </div>
<div style="text-align: center;">
“Indonesia BERAGAM Menuntut Stop Perkawinan Anak” </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kami, masyarakat sipil yang bergabung dalam “Gerakan Perempuan Mewujudkan Indonesia BERAGAM”, sebuah gerakan perempuan mewujudkan peradaban Indonesia yang bersih dari korupsi, bebas dari kemiskinan, bebas dari segala bentuk kekerasan dan rasa takut untuk mencapai keadilan dan keadulatan bagi rakyat miskin, perempuan dan kelompok marginal. Dalam rangka peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Indonesia BERAGAM Januari 2014 dengan anggota 192 organisasi dari 200 kabupaten/kota Indonesia menuntut penghentian perkawinan anak di Indonesia. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Perkawinan Anak usia dibawah 18 tahun terutama anak perempuan merupakan masalah krusial di Indonesia karena berdampak langsung terhadap memburuknya kualitas kesehatan perempuan, pendidikan anak perempuan dan kemiskinan perempuan terutama perempuan yang menjalani kehidupan sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) dalam negeri dan migran. Dengan demikian, perkawinan anak akan berdampak langsung terhadap tingkat pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (IPM) dan sekaligus Indeks Pembangunan Gender. Berbagai instrumen hukum perlindungan perempuan dan komitmen Indonesia dan yang terkini berupa komitmen SDGs menunjukkan adanya jaminan negara untuk melakukan penghapusan perkawinan anak. Ironinya demikian, Indonesia masih memberlakukan berbagai produk hukum yang mendiskriminasi perempuan seperti UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Perda-Perda diskriminatif. Hingga kini kondisi anak perempuan masih menjadi problem besar, Indonesia menempati ranking ke-37 dari 73 negara dan ranking kedua di ASEAN setelah Kamboja berdasarkan data dari World Fertility Policies United Nations 2011. </div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Perkawinan anak dan ancaman kegagalan wajib belajar 12 tahun. Sekitar 2 juta dari 7,3 juta perempuan Indonesia berusia di bawah 15 tahun sudah menikah dan putus sekolah. Data BPS tahun 2014 juga mencatat 1,6% atau sebanyak 1.324.800 anak dikawinkan pada usia 10-17 tahun dan sebagian besar adalah anak perempuan. Penelitian E-net For Justice tahun 2007 yang dilakukan melalui survey 6.241 rumah tangga dengan jumlah informan sebanyak 23.589 orang yang diteliti, salah satu temuannya adalah angka putus sekolah yang tinggi mencapai 77.85%. Dari jumlah tersebut 28.66% nya disebabkan karena menikah dibawah umur dan 77.77% adalah anak-anak perempuan. Dengan demikian anak-anak perempuan telah tertutup aksesnya untuk mendapatkan hak dasarnya melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP). </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Perkawinan anak menyebabkan AKI dan kesehatan reprodusi perempuan terpuruk. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 di Indonesia 2013 masih menunjukkan permasalahan kesehatan reproduksi di mulai dengan adanya perkawinan. Di antara perempuan 10-54 tahun, 2,6 % menikah pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun dan 23,9 % menikah pada umur 15-19 tahun. Pernikahan anak berdampak pada tingginya resiko kematian Ibu dan Anak dimana mencapai 359/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 sesuai dengan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Kehamilan pada ibu berusia kurang dari 20 tahun berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR). Study UNFPA tahun 2003, memperlihatkan 15%-30% di antara persalinan di usia dini disertai dengan komplikasi kronik, yaitu obstetric fistula, yaitu kerusakan pada organ kewanitaan yang menyebabkan kebocoran urin atau feses ke dalam vagina. Wanita berusia kurang dari 20 tahun. sangat rentan obstetric stula.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Perkawinan anak menutup akses pekerjaan layak dan menciptakan siklus kemiskinan. Data JALA PRT (Jaringan kerja nasional untuk perlindungan dan advokasi Pekerja Rumah Tangga) dari anggota serikat PRT yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Yogyakarta, Semarang, Medan,Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Makassar sebanyak 2.749 (data Juli 2016) 42% nya adalah pelaku kawin anak dan 20% di antaranya kawin di bawah 16 tahun dan melahirkan sewaktu masih berusia anak. Sekitar 75% dari korban perkawinan anak ini berakhir dengan perceraian akibat KDRT. Data Migrant CARE menunjukkan bahwa 90% buruh migran adalah perempuan yang bekerja di sektor PRT. Dalam data Bank Dunia tentang tumbuhnya ketimpangan di Indonesia 2014 dinyatakan bahwa 71% dari anak-anak dari keluarga miskin berpeluang tidak lulus SMA. Korban perkawinan anak juga berpotensi tinggi mengalami perceraian di usia muda dan menjadi kepala keluarga perempuan. Disinilah siklus kemiskinan terjadi, dari ketidaksiapan dalam perkawinan, ketidaksiapan memperoleh pekerjaan layak, dan ketidaksiapan menjaga kesehatan sampai kualitas hidup yang rendah.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Secara hukum Indonesia telah melahirkan sejumlah kebijakan nasional yang melindungi perempuan dan anak. Kita telah meratifikasi CEDAW (Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan) melalui UU No. 7 tahun 1984, Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG), UU No. 23 tahun 2000 tentang Perlindungan Anak, UU No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dan sebagainya. Ironisnya, UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, pada pasal batas usia anak perempuan yaitu usia 16 tahun masih diberlakukan dan digunakan untuk melegitimasi praktek perkawinan anak. Masalah lainnya adalah belum disahkannya RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender paralel dengan kurang kuatnya komitmen maintreaming gender di di struktur maupun kultur Indonesia. </div>
<br />
Berdasar situasi diatas, kami Gerakan Perempuan Mewujudkan Indonesia BERAGAM menuntut pada:<br />
<br />
<ol>
<li>Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla memberikan komitmen politik dengan mengesahkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (PERPU) tentang Pencegahan dan Penghapusan Perkawinan Anak ;</li>
<li>Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) merevisi UU RI No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan segera mengesahkan RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender </li>
<li>Menteri Kesehatan Reprublik Indoneia untuk menerbitkan Keputusan Menteri tentang gerakan nasional penghentian perkawinan anak sebagai upaya menurunkan Angka Kematian Ibu;</li>
<li>Menteri Agama Republik Indonesia untuk menerbitkan kebijakan penghapusan perkawinan anak, melakukan penyadaran melalui kursus pra-nikah dan memastikan petugas KUA dan institusi dibawah naungannya tidak melegitimasi praktek perkawinan anak;</li>
<li>Menteri Pendidikan Republik Indonesia memastikan wajib belajar 12 tahun dijalankan di semua wilayah dan mengintegrasikan Kespro dan Seksualitas di dalam proses pendidikan formal maupun pendidikan kemasyarakatan;</li>
<li>Menteri pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia menjalankan rekomendasi Komite CEDAW PBB untuk merevisi UU Perkawinan No 1. Tahun 1974 tentang penentuan batas usia minimun perkawinan bagi perempuan dan laki-laki yaitu 18 tahun. </li>
<li>Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia untuk memastikan perlindungan terhadap pekerja perempuan yang menjadi dampak dari perkawinan anak terutama Pekerja Rumah Tangga (PRT) dalam negeri dan migran dengan meratifikasi Konvensi ILO 189, percepatan revisi Undang-Undang 39 No. 39/2004 yang berpihak pada buruh migrant dan anggota keluarga dan mengajukan inisiatif RUU Perlindungan PRT. </li>
<li>Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia untuk mereview dan membatalkan aturan-aturan diskriminatif pada perempuan dan minoritas yang selama ini menjadi penghambat proses penyadaran hak-hak perempuan;</li>
<li>Bappenas memastikan pencapaian SDGs khususnya tujuan 5 untuk mengakhiri perkawinan anak;</li>
<li>Badan Pusat Statistik (BPS) harus menyediakan data pilah perkawinan anak usia dibawah 18 tahun;</li>
<li>Masyarakat sipil memberikan perhatian terhadap masalah perkawinan anak, mengorganisir diri menjadi kelompok penekan dan pengontrol pencegahan perkawinan anak;</li>
</ol>
<br />
<br />
Jakarta, 25 November 2016<br />
Koordinator Indonesia BERAGAM :<br />
Dwi Ruby Kholifah - AMAN Indonesia (dwiruby@amanindonesia.org, HP: 081289448741)<br />
<br />
Narasumber Indonesia BERAGAM:<br />
Misiyah - Institut KAPAL Perempuan, HP:08111492264)<br />
Zumrotin K Soesilo – Yayasan Kesehatan Perempuan, HP:08159955744<br />
Lilis – Kalyanamitra, HP:081380164654<br />
Dewi Tjakrawinata -JALA PRT, HP:0816817549<br />
Dian Kartikasari - Koalisi Perempuan Indonesia HP: 0816759865<br />
Musliha-Migrant CARE, HP: 081287556889<br />
<div>
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-39242022843177137102014-10-28T04:29:00.003+07:002014-10-28T04:31:18.893+07:00Mendagri Harus Mencabut Perbup No.26/2014 Lombok Timur tentang Retribusi Poligami bagi PNS<div style="text-align: justify;">
<i>“Ku nantikan janjinya. Pekan pertama, kedua, dan ketiga. Saatnya Ubaid datang dan menikahiku! Tapi tak ada kabar darinya! Ku telpon seorang akhwat temanku yang juga adalah tetangganya. temanku mengabarkan, ubaid sedang menjaga istrinya di Rumah Sakit! Ternyata pekan lalu, istrinya mencoba bunuh diri dan mengancam akan membunuh bayinya setelah mengetahui rencana pernikahan kami! Allahul musta’an”[1]. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br /><div style="text-align: justify;">
Cuplikan kisah diatas hanya mewakili sekelumit persoalan poligami di negeri ini. Begitu pedihnya cerita keluarga perkawinan poligami, mengharuskan pihak pemerintah dan masyarakat luas mencegah praktek ini berkembang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun sungguh ironis, Bupati Lombok Timur Ali Bin Dachlan telah menerbitkan Perbup No.26/2014 yang mengatur PNS yang mengajukan izin melakukan perkawinan kedua dan seterusnya (poligami), akan dikenakan biaya kontribusi sebesar Rp1 juta. Perbup ini dikatakan sebagai pelaksanaan Perda No.3/ 2013 tentang lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Timur Ali Bin Dachlan , kebijakan tersebut sejatinya menerapkan aturan ketat bagi PNS untuk berpoligami. Selain harus memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam UU Perkawinan No. 1 tahun 1974, PNS yang ingin poligami juga dibebankan melalui Perbub ini dengan membayar retribusi sebesar Rp1 juta. Selain itu, PNS yang mengajukan ijin poligami, diminta membayar ke kas daerah setelah memenuhi syarat yang mengacu pada PP Nomor 10 Tahun 1983 Jo PP Nomor 45 tahun 1990 tentang ijin perkawinan PNS.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami menilai bahwa peraturan bupati yang mengatur pembayaran retribusi sebesar 1 juta rupiah bagi PNS yang mengajukan izin poligami untuk kas daerah bertentangan dengan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawa Negeri Sipil, dimana ketentuan berpoligami harus mendapatkan ijin selain dari istri juga dari pejabat (menteri, gubernur, Bank dan Badan usaha milik negara lainnya), dimana spiritnya adalah membatasi bukan membolehkan. Perbup bertentangan dengan UU No. 23 Tahun 2004 dan UU No. 7 tahun 1984 tentang ratifikasi CEDAW dimana poligami masuk kategori kekerasan terhadap perempuan, mengingat dampaknya yang merugikan perempuan dan anak. Selanjutnya, Pergub ini bertentangan dengan UU Nomor 28 Tahun 2009 di mana tidak ada jenis pajak dari poligami. Lebih penting lagi, ketentuan ini sangat bertentangan dengan prinsip –prinsip persamaan gender, anti diskriminasi serta anti kekerasan yang dianut dalam berbagai instrumen hukum yang ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Poligami berdampak serius pada perempuan dan anak dilihat dari aspek sosial, kesehatan, psikologis dan politik. Ini merupakan bentuk subordinasi dan diskriminasi terhadap perempuan, hal mana di dasarkan pada keunggulan/superioritas jenis kelamin tertentu atas jenis kelamin lainnya. Realitasnya banyak kasus poligami memicu bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) lainnya yang dialami perempuan dan anak-anak, meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual dan ekonomi. Adanya fakta (palsu) bahwa sejumlah perempuan menerima poligami adalah bentuk ‘internalized oppression’ , yang mana sepanjang hidupnya perempuan telah disosialisasikan pada sistem nilai yang diskriminatif gender. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atas dasar itu kami, Indonesia Beragam, gabungan 142 organisasi Perempuan di Indonesia:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Mendesak pemerintah dan DPR RI untuk segera merevisi UU Perkawinan No 1 tahun 1974 agar substansinya dapat memenuhi kebutuhan hukum dan rasa keadilan bagi perempuan dan kerap dijadikan dasar pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan yang mengukuhkan subordinasi perempuan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kementerian Dalam Negeri segera membatalkan Perbup No.26/2014 Lombok Timur karena bertentangan dengan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang retribusi daerah dan .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan pencabutan Perbup No.26/2014 Lombok Timur karena merendahkan harkat dan martabat perempuan dan merusak generasi muda Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jakarta, 17 Oktober 2014</div>
<div style="text-align: justify;">
Kontak Person</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Ruby Kholifah, AMAN Indonesia,Kontak: dwiruby@amanindonesia.org, 081289448741, @Rubykholifah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Anis Hidayah, MigrantCARE, Kontak: anis@migrantcare.net, 081578722874, @anishidayah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Missiyah, Insitute Kapal Perempuan, Kontak: missi@kapalperempuan.org, 08111492264</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Dian Kartikasari, Koalisi Perempuan Indonesia, Kontak: dian@koalisiperempuan.or.id, 0816759865</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br /><br /><br /> <br /><br /><br />[1] blog http://gugundesign.wordpress.com/2011/01/20/izinkan-aku-jadi-bagian-cinta-suamimu-kisah-nyata-poligami-2/<br /><br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-85136210570608231692014-09-02T20:11:00.000+07:002014-09-02T20:12:30.215+07:00Landasan Aksi Beijing: Sebuah Review 20 tahun<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgP8tUpL9ZokYMhdjZ_c_lohbkxxk1ybcxt8C2BJrD_tJKEawWv0S11TE95xRTDV4odRH77BgVzAJ2Lk3x8XTn-mjcKFLenSQeJLMmM2aEbWzQmE6Nl-l9iBBAgeF4mvgvCi2M5qOYl6g/s1600/IMG_20140827_093534.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgP8tUpL9ZokYMhdjZ_c_lohbkxxk1ybcxt8C2BJrD_tJKEawWv0S11TE95xRTDV4odRH77BgVzAJ2Lk3x8XTn-mjcKFLenSQeJLMmM2aEbWzQmE6Nl-l9iBBAgeF4mvgvCi2M5qOYl6g/s1600/IMG_20140827_093534.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika Beijing Platform for Action (BPfA) dirumuskan di Kongres Dunia PBB tahun 1995, gerakan perempuan di seluruh dunia melakukan persiapan intensif untuk mengusulkan area kritis hak-hak perempuan yang harus menjadi perhatian pemerintah, dunia internasional dan tentu sektor swasta dan masyarakat sipil. Di Indonesia sendiri, sejarah gerakan perempuan dalam mempersiapkan agenda global ini juga secara intensif dilakukan. Ita F. Nadia, saat itu sebagai kordinator Kalyanamitra menuturkan pengalamannya dalam Workshop dua hari mereview Landasan aksi Beijing di Hotel Borobudur Jakarta pada tanggal 27-28 Agustus 2014. Workshop yang diprakarasai oleh KOMNAS Perempuan, Asia Pacific Women's Alliance for Peace and Security (APWAPS), Indonesia Beragama, Aliansi anti Gender-Based Violence (GBV) dan Forum Mitra MAMPU, bertujuan untuk melihat keberhasilan pemerintah dan masyarakat sipil dalam mengimplementasikan Landasan Aksi Beijing yang terdiri dari 12 isu kritis diantaranya adalah:<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">1.</span>Perempuan dan Kemiskinan
</span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">2.</span>Pendidikan dan Pelatihan Perempuan
</span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">3.</span>Perempuan dan Kesehatan
</span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">4.</span>Kekerasan Terhadap Perempuan
</span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">5.</span>Perempuan dan Konflik Bersenjata
</span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">6.</span>Perempuan dan Ekonomi
</span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">7.</span>Perempuan dalam Kekuasaan dan Pengambilan keputusan
</span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">8.</span>Mekanisme Kelembagaan untuk Kemajuan Perempuan </span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">9.</span>Hak Azasi Perempuan </span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">10.</span>Perempuan dan Media</span></div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">11.</span>Perempuan dan Lingkungan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="direction: ltr; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0.68in; margin-top: 3pt; text-indent: -0.56in; unicode-bidi: embed; word-break: normal;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #a04da3; font-family: +mj-lt; mso-color-index: 6; mso-special-format: "numbullet3\,1";">12.</span>Anak Perempuan
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain Mbak Ita, Ibu Syamsiah Ahmad, perwakilan pemerintah Indonesia yang sangat aktif dalam melakukan loby-loby agenda perempuan di PBB juga didaulat untuk bercerita bagaimana diplomasi pemerintah Indonesia, dan tentu saja bagaimana relasinya dengan gerakan perempuan Indonesia saat itu. Tajamnya 12 area kritis perempuan hasil dari Konfrensi Dunia tersebut, sangat merefleksikan perjuangan para aktor perempuan baik yang duduk di dalam delegasi pemerintah maupun perwakilan gerakan perempuan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu rapi dan jelas langkah-langkah advokasi yang dijalankan oleh gerakan perempuan, termasuk pada pembagian peran "siapa" melakukan "apa" dalam konteks advokasi mensyaratkan fokus pada bagian advokasi, sehingga tidak memungkinkan dominasi pada satu dua lembaga. Inilah yang saya rasa penting untuk dijalankan ulang oleh gerakan perempuan Indonesia dalam merespon agenda global. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dihadiri oleh 75 delegasi berbagai organisasi perempuan dari berbagai propinsi, workshop menghasilkan butir-butir penting sebagai berikut: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Pertama</i>, analisis capaian-capaian gerakan perempuan Indonesia dalam mengadvokasi 12 isu kritis tersebut selama 20 tahun perjalanan Landasan Aksi Beijing di Indonesia. Capaian yang dimaksudkan disini adalah pengembangan institusi pembela HAM Perempuan dan pengembangan pemberdayaan perempuan, kebijakan-kebijakan yang mendorong pada perluasan kesetaraan gender dan praktek-praktek baru yang mengarah pada pengukiran budaya baru kesetaraan gender di berbagai konteks komunitas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kedua</i>, analisis hambatan-hambatan struktural dan kultural yang dihadapi oleh gerakan perempuan dalam membumikan intervesi ke 12 area kritis tersebut. hambatan kultural bukan saja terletak pada pemahaman masyarakat yang bias terhadap perempuan, tetapi adanya politisasi agama dengan lebih mempromosikan interpretasi agama yang bias gender juga menjadi hambatan, sekaligus isu baru yang dulu tidak begitu diperhitungkan dalam menyusun agenda-agenda dalam Landasan Beijing ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ketiga</i>, analisis tentang tantangan ke depan dalam meneruskan komitmen Landasan Beijing untuk 10 tahun ke depan, dimana sederet kebijakan pendukung sudah terbentuk, meski sebagian lagi perlu untuk direvisi karena berlawanan dengan semangat anti diskriminasi dan kekerasan. Tetapi tentu masih meraba pemerintah baru yang diusung oleh masyaraakt sipil, akankah memberikan ruang yang berbeda? Mungkinka keputusan masyarakat juga bisa sejalan dengan keputusan pemerintah? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara lengkap matrix setiap isu kritis bisa didownload di <a href="https://drive.google.com/a/amanindonesia.org/?tab=mo#folders/0Bx9f8pHAAJGkMlhCSTdVSC14bG8" target="_blank">sini.</a></div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-55344231305755619732014-08-27T07:09:00.001+07:002014-08-27T08:00:29.436+07:00REKOMENDASI INDONESIA BERAGAM: PEMBENTUKAN POKJA PEREMPUAN DAN ANAK<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana diberitakan oleh berbagai media, Presiden terpilih Bapak Joko Widodo, saat ini membentuk 16 Kelompok Kerja (Pokja) persiapan kebijakan pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi-JK. 16 Pokja tersebut antara lain adalah Pokja APBN, Pokja Kartu Indonesia Sehat, Pokja Kartu Indonesia Pintar, Pokja Nelayan, Pokja Petani, Pokja Kedaulatan Desa dan Kemiskinan, Pokja Reformasi Birokrasi, Pokja Perumahan Rakyat, Pokja Transportasi, Pokja Energi, Pokja Kelembagaan, Pokja Infrastruktur, Pokja Pertahanan dan Keamanan, Pokja Pelayanan Publik, dan Pokja Parlemen dan Legislasi. Namun, Kami tidak menemukan Pokja Perempuan dan Anak di antara 16 Pokja yang telah dibentuk. Dalam hal ini, Kami memiliki beberapa pertimbangan sebagai berikut:<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Pada Dokumen Jalan Perubahan Untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian, Visi, misi dan Program Aksi Jokowi- Jusuf Kalla, secara khusus telah dirumuskan Komitmen untuk Pemberdayaan Perempuan dalam Politik dan Pembangunan, sehingga diperlukan Pokja untuk menindaklanjuti komitmen tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Program Aksi Jokowi-Kalla belum secara khusus membahas mengenai langkah-langkah konkret dalam mewujudkan keadilan gender bagi perempuan, memajukan pemberdayaan dan perlindungan perempuan maupun langkah-langkah konkret yang dapat menjawab persoalan pelanggaran HAM yang dialami perempuan, termasuk dalam situasi perampasan tanah dan sumber-sumber kehidupan perempuan dalam konflik agraria yang terus berlangsung dan tidak terselesaikan hingga kini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Berbagai permasalahan yang dihadapi anak, belum dirumuskan secara khusus dalam dokumen Visi, misi dan Program Aksi Jokowi-Jusuf Kalla, sehingga membutuhkan perumusan kebijakan dan Program untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh anak antara lain : tingginya Angka Kematian Bayi Baru Lahir, Anak sebagai buruh, Tingginya Angka Kematian Bayi dan Balita, Kekerasan Seksual terhadap anak, perdagangan anak dan eksploitasi seksual terhadap anak, terabaikannya Hak-hak Anak, dll</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Indonesia telah menanda tangani berbagai konvensi dan Konsensus Internasional di bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sehingga Indonesia terikat untuk melaksanakan komitmen terhadap lembaga dan masyarakat internasional, dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan konvensi dan consensus internasional tersebut secara berkala. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Penguatan mekanisme kelembagaan di tingkat nasional, yaitu adanya kementerian yang secara khusus bertanggung jawab terhadap urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta penguatan kelembagaan organisasi-organisasi perempuan merupakan bagian dari kewajiban pelaksanaan konvensi Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan dan Konvensi Hak-Hak Anak, yang perlu ditindaklanjuti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6. Sumbangan suara perempuan dalam pemilihan Presiden, mayoritas diarahkan pada keterpilihan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, karena sebagian besar perempuan mengharapkan adanya perubahan situasi, peran dan kedudukan dalam masyarakat, bangsa dan Negara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk itu, Kami,Gerakan Perempuan Mewujudkan Indonesia Berdaulat, Bersih, Sejahtera, Adil Gender, dan Majemuk (INDONESIA BERAGAM) merekomendasikan Kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Membentuk Pokja Perempuan dan Anak </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Menugaskan Pokja Perempuan dan Anak untuk: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Menterjemahkan Komitmen Pemberdayaan Perempuan dalam Politik dan Pembangunan kedalam Perencanaan Kebijakan dan Program kerja Pemerintahan ke depan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Menyusun rancangan Kebijakan dan Program Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan, serta perlindungan anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
c. Menyusun Rancangan Rencana Induk Pembangunan Nasional (RIPNAS) Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Untuk jangka Panjang, Menengah dan Jangka Pendek </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
d. Menyusun Perencanaan untuk penguatan kapasitas Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di tingkat Pusat dan Daerah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
e. Mengintegrasikan Perspektif pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak ke dalam Kebijakan dan Program Kerja yang disusun oleh 16 pokja lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Menyusun perencanaan untuk memperkuat perwakilan Indonesia sebagai ACWC (ASEAN Commission on the Promotion and the Protection of the Rights of Women and Children) dan Perwakilan Perempuan Indonesia di posisi-posisi Internasional lainnya </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Menyusun perencanaan untuk memperkuat mandat dan kelembagaan institusi perempuan seperti Kementrian Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Komnas Perempuan dalam mengatasi persoalan diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan dan anak</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Memperkuat demokrasi, dengan memastikan keterbukaan informasi dan memperkuat partisipasi kelompok perempuan dalam pengambilan keputusan dalam pelaksanaan penyusunan perencanaan kebijakan dan program kerja pemerintahan ke depan, dalam upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender bagi perempuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian rekomendasi dan dasar-dasar pertimbangan rekomendasi Pembentukan dan penugasan Pokja Perempuan dan Anak ini disampaikan. Dengan harapan Presiden dan wakil Presiden terpilih, Bapak Joko Widodo –Jusuf Kalla, mempertimbangkan dan menindaklanjuti rekomendasi INDONESIA BERAGAM ini </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai jejaring kerja organisasi-organisasi perempuan yang terdiri dari 140 organisasi perempuan di seluruh Indonesia, INDONESIA BERAGAM dengan ini menyatakan siap untuk berpartisipasi dalam mendukung tugas-tugas Pokja Perempuan dan Anak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atas perhatian dan kerja samanya, disampaikan terima kasih . </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jakarta 22 Agustus 2014 </div>
<div style="text-align: justify;">
Atas nama </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
INDONESIA BERAGAM </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ruby Kholifah </div>
<div style="text-align: justify;">
(Koordinator)</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-43172652723095331872014-07-24T21:37:00.000+07:002014-07-24T21:37:59.817+07:00Seruan Indonesia Beragam untuk Persatuan Indonesia <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV5j6A8zVYSjLeF8MyTJvocZ7jQlylvJjySrJOr-T451vi5LSe9uP_Gyi5ExLvyUXgYyWUTElV9OsD19klO9xuZoDfNnKgRL5exHytJZDmab0SX6sdId2FrON1VEMo5ttj4RspMJ36DEs/s1600/JokowiJK.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV5j6A8zVYSjLeF8MyTJvocZ7jQlylvJjySrJOr-T451vi5LSe9uP_Gyi5ExLvyUXgYyWUTElV9OsD19klO9xuZoDfNnKgRL5exHytJZDmab0SX6sdId2FrON1VEMo5ttj4RspMJ36DEs/s1600/JokowiJK.jpg" height="185" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pemilihan Umum Presiden telah membawa politik ke sebuah fase baru bukan lagi sebagai sebuah peristiwa politik semata-mata, tetapi peristiwa kebudayaan,”. Demikian Cuplikan isi Pidato Kemengangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta, tidak lama setelah sidang penetapan Presiden dan wakil Presiden RI 2014-2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014 jam 20.00 WIB di kantor KPU. Ungkapan diatas tentu saja tidak hadir dalam ruang kosong, tetapi sebuah refleksi dari kegembiraan partisipasi politik masyarakat selama proses Pemilihan Presiden dimana kesukarelawanan dan kegotong-royongan menjadi kayu bakar alami mesin politik kita. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kedua Capres dan Cawapres berhasil menyuguhkan sebuah pendidikan politik yang hidup, dimana peserta didik secara langsung menjadi subyek pemain politik dan mengekspresikan gagasan-gagasan otentik anak bangsa untuk memenangkan kandidat mereka. Dari Anda pula kedua sisi politik yaitu positif dan negatif, begitu benderang dimainkan, meskipun tidak sedikit menyulut perbedaan, ketegangan dan pergesekan di dalam keluarga, pertemanan dan masyarakat. Baik itu secara nyata maupun secara maya. Ketuk palu KPU bukan saja memberikan ketetapan pada Jokowi-JK sebagai pasangan yang memenangkan Pemilihan Presiden 2014, tetapi juga sekaligus membuka babak baru “Persatuan Indonesia”, yaitu Indonesia yang Satu.<br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kami, Indonesia Beragam (Berdaulat, Bersih,Sejahtera, Adil Gender, Bergerak dan Majemuk), sebuah koalisi 141 organisasi perempuan di Indonesia, <b>mengucapkan SELAMAT atas ditetapkannya Bapak Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2014-2019</b>. Kemenangan ini kami maknai sebagai lahirnya babak baru bernama pasca Reformasi, dimana Indonesia akan menyandarkan pada empat pilar yaitu (1) Indonesia yang berdaulat, (2) Indonesia yang berdikari, dan (3) Indonesia yang berkepribadian, (4) Hak-hak Perempuan dan Kesetaraan Gender, dimana penghormatan pada hak-hak azasi Perempuan, Hak Asasi Anak dan Hak-hak Minoritas menjadi jiwa dari setiap kebijakan yang akan ditetapkan di masa mendatang. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dengan semangat gotong royong, kami, Gerakan Perempuan Indonesia bersedia bekerjasama dengan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, dalam membumikan 10 Agenda Politik Perempuan, yaitu: </div>
<br />
1. Hak kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan dan kelompok marjinal secara adil dan berkualitas;<br />
2. Hak atas pendidikan terutama pendidikan perempuan yang berkualitas, berkeadilan gender dan menghargai keberagaman;<br />
3. Penghentian segala bentuk kekerasan terhadap perempuan<br />
4. Penghentian pemiskinan perempuan dan kelompok dan menyediakan perlindungan sosial yang memadai;<br />
5. Perlindungan perempuan dalam situasi konflik, bencana serta menjamin pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam;<br />
6. Hak atas pekerjaan yang layak bagi perempuan dengan memberikan perlindungan terhadap Buruh Migrant, Pekerja Rumah Tangga (PRT) migran dan dalam negeri, buruh perempuan dan dektor informal lainnya;<br />
7. Perlindungan atas kebebasan berkeyakinan dan beragama ;<br />
8. Hak politik perempuan yaitu hak beroganisasi, partisipasi dalam pengambilan keputusan , dan hak kewarganegaraan;<br />
9. Penghapusan produk hukum yang diskriminatif terhadap perempuan dan kelompok minoritas;<br />
10. Penghentian korupsi<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kami berharap berseminya semangat kesukrelawanan dan kegotongroyongan masyarakat, mampu membuka ruang-ruang pengambilan keputusan yang lebih strategis dan setara sehingga pemecahan masalah perempuan tidak menjadi ranah dominasi Pemerintah, tetapi bisa menjadi sebuah ranah berbagi dengan masyarakat sipil. Akhir kata, Marilah Kita songsong Era Indonesia Hebat yang berdaulat, berdikari, berkepribadian dan berkesetaraan gender, dengan cara terlibat aktif dalam “ruang berbagi” di pemerintahan Baru 2014-2019. </div>
<br />
<br />
Salam Solidaritas,<br />
Ketua Indonesia Beragam<br />
<br />
Ruby Kholifah<br />
(081289448741)<br />
<br />
<br />
Kontak Indonesia Beragam:<br />
1. Ruby Kholifah, AMAN Indonesia,Kontak: <a href="mailto:dwiruby@amanindonesia.org">dwiruby@amanindonesia.org</a>, 081289448741, @Rubykholifah<br />
<br />
2. Anis Hidayah, MigrantCARE, Kontak: <a href="mailto:anis@migrantcare.net">anis@migrantcare.net</a>, 081578722874, @anishidayah<br />
<br />
3. Missiyah, Insitute Kapal Perempuan, Kontak: <a href="mailto:missi@kapalperempuan.org">missi@kapalperempuan.org</a>, 08111492264<br />
<br />
4. Dian Kartikasari, Koalisi Perempuan Indonesia, Kontak: dian@koalisiperempuan.or.id, 0816759865Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-16520914919272661712014-07-12T10:23:00.000+07:002014-07-12T11:19:17.329+07:00Jika Aku Menjadi Pemimpin Perempuan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPsEnQBJXgqsTB-FH7SSUIlExmDWbeI_Mj5IF4t4duGHveZZ6YjmCz8jVdddz6O-YgFiLrJIccjWlsGo14Eaiu4OBX2aohb1GQf_9rQXLL-QHgHagNlA5amyxpnasIJnqNcKIv51PI__8/s1600/buku+Andai+Aku+pemimpin+perempuan.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPsEnQBJXgqsTB-FH7SSUIlExmDWbeI_Mj5IF4t4duGHveZZ6YjmCz8jVdddz6O-YgFiLrJIccjWlsGo14Eaiu4OBX2aohb1GQf_9rQXLL-QHgHagNlA5amyxpnasIJnqNcKIv51PI__8/s1600/buku+Andai+Aku+pemimpin+perempuan.JPG" height="240" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Membongkar perspektif sama sulitnya dengan mengukir sejarah dari perspektif perempuan. Ini karena sudah bertahun-tahun lamanya dominasi cara berpikir maskulin bukan saja bersemayam di dalam perspektif manusianya tetapi juga knowledge product mereka. Tulisan salah satunya. Kekuatan oral perempuan masih dominan dibandingkan tradisi menulis. Menulis, esensinya adalah mendiskripsikan rasa, pengetahuan dan perpektif perempuan dalam sebuah bentuk dokumen tertulis yang bisa menyimpan dalam kurun waktu yang lebih lama. Pengalaman ini kemudian menjadi pengetahuan baru yang bisa menginspirasi perempuan lain. Kekuatan tulisan perempuan ada pada pengalaman diri sendiri dan tingkat kesadaran kritis yang ditunjukkan oleh kemampuan berefleksi dalam konteks sosial politik dimana dia berada.<br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Untuk mendapatkan pengetahuan baru itulah, Gerakan Perempuan Mewujudkan Indonesia Beragam (Bersih, Berdaulat, Adil Gender dan Majemuk) memberikan perhatian penting untuk menumbuhkan lebih banyak lagi penulis pemula. Lomba Menulis bertajuk “Andai Aku Jadi Pemimpin Perempuan” merupakan ruang penjaringan penulis-penulis pemula baik dari segi usia maupun pengalaman terlibat dalam isu perempuan. Kompetisi menulis memang tidak terlalu banyak tersedia, apalagi yang memberikan ruang bagi perempuan akar rumput dan tentu saja anak-anak muda, apalagi yang hidup di luar jangkauan kota metropolitan, dimana tradisi oral masih sangat kuat, sehingga menulis sering dijadikan momok. Kalau bicara seperti air mengalir, tapi kalau menulis seperti orang melahirkan, sulit mengeluarkan idenya. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pengalaman sebagai perempuan memang sangat kental bisa dibaca pada tulisan perempuan yang mewakili komunitasnya. Membaca tiga tulisan dari perempuan di komunitas, anda akan mendapatkan kompleksitas persoalan perempuan dan bagaimana struktur kuasa gender itu bekerja membungkam perempuan dan bahkan menyeretnya pada kematian, seperti tulisan Binti Sopiyah, berjudul “Jalan Kotor”, menceritakan kisah seorang buruh pabrik yang tinggal di lingkungan miskin kota dengan dan lapisan diskriminasi dan kekerasan yang dialami oleh perempuan. “Jalan Kotor” tentu bukan sekedar “jalan tikus” (jalan pintas) tetapi segudang cerita kekerasan terhadap perempuan. Mia Cisadani, seorang konselor narapidana anak, yang menulis “Projek Cinta Dua Dunia”, sangat kuat untuk mengembalikan pemahaman orang awam tentang narapidana anak, dan mengingatkan kita bahwa tidak terlalu banyak kita berinvestasi pada anak, sehingga mereka melakukan kejahatan. Sementara kekuatan detil pengamatan perempuan sangat bisa dirasakan dalam tulisan Sementara pada tulisan Netaria Perabu dengan, kita bisa merasakan, agenda perempuan yang sangat urgen untuk dicarikan solusi. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sementara kekuatan analitis bisa dirasakan dari tulisan para mahasiswi yang memberikan kerangka teori dari persoalan perempuan dari berbagai aspek. Nurul Intani menawarkan pendekatan multi dimensi untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Pendekatan belajar dari sejarah yaitu ketauladanan Ibu Kartini, menjadi inspirasi Tereza Zofanya untuk memberdayakan perempuan Indoensia. Suara perempuan muda putus sekolah dan dinamika perasaanya antara malu dan marah, dipaparkan secara mendalam oleh Yasserina Rawie, membuat kita terhenyak pada persoalan perkawinan dini, “anak melahirkan anak”, dan kematian ibu melahirkan. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kupasan tentang kawin muda dari Yeni Kurniawati sangat mengena sebagai persoalan yang tidak bisa diremehkan. Termasuk kekhawatiran tidak bisa melanjutkan pada pendidikan tinggi, sementara juga tidak ada kepastian bekerja, sangat kuat direfleksikan oleh Yeni, mewakili persoalan anak-anak muda saat ini. Kharisma sangat kuat membawa kekuatan sejarah para pemimpin perempuan mampu menginspirasi pemimpin perempuan yang baru. Bahkan Jarwatie sangat konkrit mewarkan solusi jika dia menjadi Lurah dimana persoalan kerusakan lingkungan menyebabkan banjir, ditambah dengan buruknya sistem penanganan bencana. Saya bisa bayangkan pada usia beliau sebagai penulis bayangan kualitas pemimpin perempuan sudah melekat. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sampai pada 12 Mei 2014, panitia menerima 60 tulisan dari ketiga kategori yang ada. Dan tanggal 21 Mei 2014, Juri Lomba Tulis yang terdiri dari Theresia Sri Endras Iswarini, Ati Nurbaiti, Olin Monteiro, Eko Bambang Subiantoro, Hegel Terome memutuskan pemenang dari lomba sebagai berikut:</div>
<b><br />Kategori Mahasiswa: </b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Juara I: Nurul Intani (Pasca Sarjana Unika Soegijapranata Semarang), judul artikel "Perempuan dan Kekerasan yang harus Dihentikan"</div>
Juara II: Teresa Zefanya (Institut Teknologi Bandung (ITB), judul artikel "Seorang Perempuan Indonesia yang Menentang Ketidakadilan" <br />
Juara III: Yasserina Rawie (Universitas Indonesia), judul artikel "Jika Aku Menjadi Pemimpin Perempuan: Pendidikan, Perlindungan, Kesetaraan"<br />
<br />
<b>Kategori Siswa:</b><br />
Juara I: Yeni Kurniawati (SMA 3 Kediri), judul artikel "Impian Untuk Negeriku"<br />
Juara II: Kharisma (SMAN 1 Tellu Limpo Sulawesi Selatan), judul artikel "Menjadi Pemimpin Perempuan"<br />
Juara III: Jarwati (SMA PGRI Kudus), judul artikel "Jika Aku Lurah"<br />
<br />
<b>Kategori Komunitas:</b><br />
Juara I: Mia Cisadani Komunitas Konselor dan Motivator Narapidana Anak, judul artikel "Projek Cinta Dua Dunia"<br />
Juara II: Juara II: Binti Sopiyah Komunitas Perempuan Pekerja BMI, judul artikel "Jalan yang Kotor"<br />
Juara III: Netaria Perabu (Sekolah Perempuan Pamona), judul artikel "Andai Aku Menjadi Seorang Pemimpin Perempuan<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
***Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-90900768245292941602014-07-12T08:11:00.000+07:002014-07-24T21:58:17.670+07:00 Indonesia Beragam Goes to Campus: Debat Capres-Cawapres<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQg1vy6PcDuZJIfVui149jbqOTHTHUxL7XsanmRbpJUM0xnIrhIfJEwVyUhMchKqwgqttiKI3mRdVZ_08Bi2FwDecAdUEXOpTz4k4YIdW3IU7UZ0-sC-miPucAhU_43WEZxwPBypG5Kjc/s1600/panelis.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQg1vy6PcDuZJIfVui149jbqOTHTHUxL7XsanmRbpJUM0xnIrhIfJEwVyUhMchKqwgqttiKI3mRdVZ_08Bi2FwDecAdUEXOpTz4k4YIdW3IU7UZ0-sC-miPucAhU_43WEZxwPBypG5Kjc/s1600/panelis.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pilpres 9 Juli momentum penting buat warga negara Indonesia. Pemuda juga harus mengambil bagian penting dalam momen politik yang akan menentukan nasib bangsa kita lima tahun ke depan. Jika pada tahap awal Indonesia Beragam telah membuat kontrak politik dengan lebih dari 100 caleg perempuan dan partai politik tentang <a href="http://indonesia-beragam.blogspot.com/2014/07/agenda-perubahan.html">10 Agenda Politik Perempuan</a> dan mengkampanyekan pentingnya pemerintah baru memberikan perhatian pada usulan tersebut. Indonesia Beragam juga telah menlaunching 10 Kriteria Presiden masa depan dengan menggelar<a href="http://indonesia-beragam.blogspot.com/2014/07/10-kriteria-presiden-indonesia-beragam.html"> press conference</a> yang juga dihadiri oleh KPU pada tanggal 6 Juni 2014.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Disamping memberikan konsentrasi pada penguatan basis masa Indonesia Beragam untuk memahami visi dan misi Capes dan Cawapres, serta memperkuat pemahaman 10 kriteria presiden, perhatian lain juga diberikan pada Pemuda. Alasan utama Indonesia Beragam tertarik dengan Pemuda adalah karena posisi strategis Pemuda yang banyak dari mereka adalah Pemlih Pemula, dimana sering digerakkan oleh peer sense mereka, sehingga seringkali pilihan itu tidak benar-benar didasarkan pada kesadaran kritis mereka. Olehkarenanya Indonesia Beragam memutuskan GOES TO CAMPUS untuk membuka dialog-dialog dengan mahasiswa tentang substansi visi dan misi Capres dan Cawapres, serta mengkampanyekan 10 kriteria presiden yang akan didukung oleh Indonesia Beragam. Kami memilih Jakarta, Serang, Tanjung Pinang, Palembang, Bone, Yogyakarta, Malang, dan Banyuwangi. </span><br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Berikut adalah cuplikan dialog-dialog </span></div>
<span style="font-family: inherit;"><br />
<b>Suara dari Tanjung Pinang</b></span><br />
<br /><div style="text-align: justify;">
2 Juli 2014. 120 pemuda di Tanjung Pinang Kepulauan Riau bicara soal visi misi Capres dan Cawapres. Difasiltasi oleh Indonesia Beragam, Dialog Pemuda dilaksanakan sebagai momentum untuk menyonsong Pemilu Presiden yang akan jatuh pada 9 Juli 2014. Any Rufaedah dikirim sebagai delegasi Indonesia Beragam untuk menyampaikan 10 agenda Politik Perempuan dan Kriteria Capres dan Cawapres yang diusung oleh indoensia Beragam. </div>
<br /><div style="text-align: justify;">
Forum dimoderatori oleh Sdri. Fera dengan menghadirkan narasumber diantaranya adalah Bapak Hendri Sanopaka, dosen STISIPOL Tanjung Pinang, Sdr. Idris, Ketua Karang Taruna Kepulauan Riau, dan Sdr. Helianto, Pengurus PMII Tanjung Pinang. Pak Idris, banyak menyoroti daerah perbatasan. <span style="font-size: 12pt;">Kepri adalah daerah
yang kaya pertambangan, tetapi ekonomi rakyatnya masih memprihatinkan.
Perbatasan seperti Natuna masih menghadapi ancaman penyerobotan dari negara
tetangga. Sekarang sudah terendus kalau Natuna diklaim China sebagai bagian
negaranya dan Indonesia belum bergerak apa-apa. Kalau dibiarkan, tidak menutup
kemungkinan akan benar-benar diserobot negara tetangga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt;">Kekurangan listrik
dan infrastruktur juga menjadi masalah yang berlarut-larut. Memang Kepri berada
di perbatasan, tapi kan tidak ndeso-ndeso banget seperti Papua misalnya.
Jaraknya pun masih bisa dijangkau. Tapi sampai sekarang masih ada daerah yang
belum dimasuki listrik. Ini sangat ironis. Kita harus mencari presiden seperti
itu ke depan ini. <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pak Hendri menyampaikan tanggapan tentang IB. Ia menyampaikan agar emansipasi perempuan itu tidak berlebihan seperti sekarang ini. Menurutnya, tidak perlu perempuan harus menuntut ruang publik. Mereka tidak harus bekerja di luar rumah. Perempuan berpendidikan pun tidak perlu malu untuk menjadi ibu rumah tangga. Sekarang perempuan banyak yang malu jadi ibu rumah tangga karena sudah sarjana, apalagi sudah S2 atau S3.Helianto perwakilan PMII. Dalam paparannya, Sdr. Helianto membenarkan bahwa pemuda harus mulai sadar akan perannya dalam pemilu. Mereka tidak bisa tinggal diam, karena pemuda adalah aktor. Jika ke depannya presidennya tidak baik, pemuda juga akan menanggung dampaknya. Oleh karena itu mau tidak mau harus peduli pada prosesnya.</div>
<br /><div style="text-align: justify;">
Mereka mengharapkan presiden yang mampu mengatasi ketertinggalan dan ancaman pengambilan wilayah di sana. Kepri adalah daerah yg kaya dg hasil tambang, tapi masih ada daerah yg belum menikmati listrik. Infrastruktur juga masih minim, pun dg perekonomian warga. Ketidakseimbangan SDA dg realitas sosial itu dapat memicu munculnya disintegritas. </div>
<br /><div style="text-align: justify;">
Problem perbatasan Natuna juga harus menjadi perhatian. Pemimpin Indonesia haruslah org yang mampu menjaga wilayah perbatasan, bukan yg abai terhadapnya. Gerakan Pemuda Perbatasan (GPP) sangat lantang menyuarakan masalah perbatasan sebagai isu yang harus mendapat perhatian lebih dari capres. </div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Suara dari Yogyakarta</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="text-indent: -18pt;">5 Juli 2014. Awalnya mandat saya (Lely) dari Indonesia Beragam
(Ruby) adalah “hanya” membuka acara saja. Menyampaikan sambutan, ucapan
terimakasih dan seterusnya, serta memberikan ulasan sedikit tentang 10 Agenda
Politik Perempuan dan bagaimana visi dan misi kedua capres mengelaborasi itu.</span><span style="text-indent: -18pt;"> </span><span style="text-indent: -18pt;">Tetapi karena salah satu dari dua pembicara yang
diundang tidak hadir, panitia meminta saya menjadi pembicara pengganti dari
Indonesia Beragam. Saya tentu bersedia dengan senang hati. Sebagaimana “titipan”
Ruby, saya memanfaatkan waktu untuk memberikan pemahaman pada anak muda bahwa
gerakan Indonesia Beragam ini bukan saja sebagai rumah konsolidasi perempuan
parlemen dan non parlemen, tetapi juga sebagai rumah belajar anak-anak muda,
khususnya perempuan agar upaya regenerasi gerakan feminis terjaga.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="text-indent: -18pt;"> </span><span style="text-indent: -18pt;">Saya sangat bersemangat pada point ini (soalnya
pernah muda, memulai semuanya sejak masih muda ketika masih di SMA) apalagi
melihat duaratusan anak muda (mahasiswa/i) semuanya mendengarkan dengan serius. </span><span style="text-indent: -18pt;"> </span><span style="text-indent: -18pt;">Point penting yang saya tekankan adalah; pemuda
sudah harus punya pilihan sekarang; tidak golput lagi. Karena setelah Pilpres,
pemuda dan mahasiswa harus tetap turun ke jalan untuk melakukan kontrol
terhadap jalannya kepemimpinan bangsa ini, siapapun presidennya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="text-indent: -18pt;"> </span><span style="text-indent: -18pt;">Dalam sesi dialog, setidaknya ada dua orang
mahasiswa/i (peserta) yang mengajukan protes khusus kepada saya. Katanya,
hampir seluruh pernyataan saya “seperti Timses Capres Nomor Dua”. Saya bilang;
“pernyataan, sikap dan tindakan saya memang merepresentasikan pilihan politik
saya. Silahkan adik-adik merepresentasikan pilihan politik kalian. <i>(Dampaknya,
diakhir acara, banyak peserta mengajak photo bersama dengan “salam dua jari”.
Senang sekali, kaum muda berani menyatakan sikap politik secara terbuka). </i></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="text-indent: -18pt;"> </span><span style="text-indent: -18pt;">Menarik sekali ketika topiknya adalah tentang
Capres dengan “masa lalu” terkait pelanggaran HAM. Mas Eko Prasetyo dari Social
Movement Institue mengatakan bahwa masa lalu tidak dapat dilupakan. Negeri ini
dibangun dari masa lalu; kita tak mungkin melupakan Bung Karno, atau Soeharto,
misalnya. Jika masa lalu tidak penting, mestinya dalam Al-Qur’an tidak ada
kisah tentang Firaun, Musa, dan sebagainya. Kebenaran itu akan benar baik pada
masa lalu, masa kini dan masa depan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="text-indent: -18pt;"> </span><span style="text-indent: -18pt;">Kesimpulannya adalah; mahasiswa bukan kumpulan
para makelar, jadi, tentukan pilihanmu, bukan karena bayaran.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span style="font-family: inherit;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><b><span style="font-family: inherit;">Suara dari Bone</span></b></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;">Kegiatan bedah visi
misi capres dan cawapres yang diadakan di Bone Sulawesi Selatan pada tanggal 4
Juli 2014 adalah kegiatan yang diinisiasi oleh Indonesia Beragam bekerjasama
dengan mahasiswa Cipayung. Narasumber
kegiatan ini adalah narasumber lokal Fadli dari Partai Gerindra, Rusman dan
Sophia yang mewakili Indonesia Beragam. Kegiatan
bedah visi misi capres dihadiri oleh 200 mahasiswa dengan 30 persennya adalah
perempuan juga dosen yang hadir di acara tersebut. Acara itu berlangsung dari pukul 15.00-18.00
sore. Narasumber Sophia memaparkan
tentang membedah visi misi terkait isu
perempuan yang memasukkan 10 agenda politik perempuan dan 4 kriteria capres
yang diambil berdasarkan aspirasi masyarakat akar rumput. Rusman memaparkan visi misi khusus perempuan
antara capres dan cawapres dengan bahan dari hasil analisis organisasi Megawati
Institut dan Fadli membahas visi misi capres dan cawapres secara umum. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;">Pertanyaan demi
pertanyaan didominasi oleh peserta laki-laki dari awal hingga berakhir. Pertanyaan dibuka dalam 3 termin dan ada 7
penanya, yang menanyakan tentang: 1). Meminta pendapat narasumber dalam memilih
capres dan cawapres yang baik, apakah dengan melihat sistem dan SDM-nya. 2). Meminta penjelasan tentang kartu Idonesia
Sehat dan Indonesia Pintar. 3).
Bagaimana melihat pasangan capres terhadap kesehatan dan peranan perempuan. 4).
Bagaimana penjelasan tentang program PKK, Posyandu dan kwalitas SDM yang
diusung oleh Prabowo. 5). Bagaimana dengan program KB yang bertentangan dengan
semboyan di Bone bahwa banyak anak banyak rejeki. 6) Bagaimana visi misi
Prabowo tentang penyediaan susu bagi anak sekolah dan strateginya seperti apa.
7). Bagaimana menurut pandangan narasumber tentang mengkriminalkan perempuan
yang ada di Dalam Negeri dan Luar Negeri. 8) Mengapa visi misi Prabowo tidak
membahas TKW, bagaimana setelah menjadi presiden apakah Prabowo tidak perduli
terhadap TKW. 9) Dalam visi misi Jokowi tidak mebahas masalah balita, apakah
nanti ketika menjadi presiden
mempedulikan masalah balita. 10). Bagaimana visi misi Prabowo yang mengatakan pembangunan
desa terkait dana desa 1 M dan bagaimana dengan Jokowi yang mengatakan 1,4 M 11). Bagaimana memilih presiden yang ada
hubungan emosional khususnya dengan Jusuf Kalla. 12). Dalam diskusi ini yang
menjadi aktor utama adalah perempuan, mengapa tidak mencalonkan presiden
perempuan, mengapa membahas visi misi lebih cendrung kepada perempuan,
bagaimana perbedaan dari pasangan capres jika melihat 4 kriteria pasangan
capres.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;"><b>Suara dari Banyuwangi</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">5 Juli 2014<i>."Ini baru pertama Debat visi dan misi Capres dilakukan diantara anak muda</i>", begitu kata Niken, ketua pelaksana acara Dialog Pemuda tentang Visi dan Misi Capres Cawapres 2014. Acara yang semulanya akan diselenggarakan di Universitas PGRI terpaksa harus digeser ke sebuah rumah makan sederhana yang rupanya sering dipakai oleh kawan-kawan muda untuk berdiskusi. Dihadiri oleh 100 orang mahasiswa dari berbagai organisasi ekstra dan intra kampus, dialog dibuka oleh Ketua Panitia, Niken sebagai perwakilan jaringan CIPAYUNG. Dalam Pembukaannya Ruby Kholifah, mewakili Indonesia Beragam memberikan penekanan pentingnya Pemerintah Baru memberikan perhatian khusus pada 10 Agenda Politik Perempuan demi menyelamatkan generasi muda bangsa. Ruby juga menekankan ketertarikan Indonesia Beragam untuk memperkuat jaringan anak muda sebagai bagian dari mekanisme regenerasi di gerakan perempuan. Dalam konteks Pemilu Presiden, Indonesia Beragam melihat partisipasi anak muda tidak begitu kelihatan, padahal mereka adalah pemilih yang strategis. Anak muda jangan sampai apatis atau Golput. Kalaupun menjatuhkan pilihan jangan sampai ikut-ikutan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;">Seperti layaknya debat, maka dua nara sumber utama dihadirkan masing-masing dari Tim Sukses Capres dan Cawapres, kemudian dari pengawas Pemilu dan Indonesia Beragam. Dari Tim Capres Nomer urut 1, Prabowo-Hatta, Abdul Hamid menyatakan dirinya resmi sebagai Tim Sukses. Sementara dari CApres No. 1, Jokowi-JK diwakili oleh Anggota Relawan di Banyuwangi yaitu Hari PR. Dipandu oleh moderator, masing-masing perwakilan menyampaikan visi dan misi kedua calon presiden dan wakil presiden. Paparan visi dan misi menjadi tidak imbang ketika tim Jokowi-JK tidak begitu fokus pada pembahasan visi dan misi dengan alasan teman-teman muda bisa membacanya sendiri. Hari lebih memfokuskan pada kampanye hitam dan bagaimana pihak lawan menggunakan segala cara untuk menghabisi Jokowi-JK. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;">Lilik dari Pengawas Pemilu Kabupaten menegaskan pentingnya memastikan bahwa semua peserta yang hadir sudah terdaftar sebagai DPT, dan bagi yang berKTP kota lain juga dihimbau segera mengurus formulir A5. Untuk memperkuat gab dari kedua nara sumber dari pasangan Capres dan Cawapres, maka Ruby mempertegas posisi Indonesia Beragam, terutama memberikan penjelasan detil tentang <a href="http://indonesia-beragam.blogspot.com/2014/07/10-kriteria-presiden-indonesia-beragam.html">10 Kriteria calon presiden</a> yang akan diusung oleh Indonesia Beragam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Respon dari para peserta sangat didominasi oleh kubu Prabowo, karena sebagian mereka memang aktifis Gerindra. Sebaliknya, banyak mahasiswa yang memang masih buta dengan visi dan misi Capres, sehingga perlu memperdalamnya. Kekuatan diskusi pada argumentasi yang dibangun baik dari pembicara maupun peserta yang cenderung memberikan analisis positif pada calon masing-masing.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sayang, saya tidak sempat memberikan ucapan selamat pada Hamid karena dia keburu pergi. Dan saya lihat orang-orang yang tadinya bersitegang di dalam ruangan, mereka bisa merokok bareng dan makan buka sambil sesekali tertawa. Berharap kondisi perdebatan tetap kuat, tetapi pertemanan juga tidak boleh pecah gara-gara berbeda pilihan politik.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
<b>Suara dari Malang</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN">Pada 5 Juli, telah diselenggarakan diskusi kelompok
Cipayung bersama mahasiswa dari berbagai universitas di Malang dalam menyikapi
proses demokrasi Pemilu Presiden 2014. Diskusi yang bertemakan “Pemuda Memilih
Untuk Indonesia” dihadiri sekitar 100 mahasiswa di Universitas Tribuana Tunggal
Dewi. Diskusi ini bertujuan untuk mengkonsolidasikan pemuda dan mahasiswa serta
menginformasikan mengenai perkembangan Pemilu Presiden 2014, termasuk
mendiskusikan visi misi serta program calon kandidat Presiden 2014. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN">Diskusi yang menghadirkan 6 nara sumber terdiri dari 5
narasumber perwakilan mahasiswa (GMNI, PMII, HMI, GMKI, dan GEPRI) serta
perwakilan Indonesia Beragam, menyampaikan peran penting keterlibatan mahasiswa
dan pemuda dalam proses Pemilu 2014, serta bagaimana pemuda cerda memilih,
salah satunya melihat visi misi dan program Kandidat Presiden 2014. Perwakilan
mahasiswa menyampaikan terkait pentingnya keterlibatan mahasiswa dan pemuda
dalam proses Pemilu 2014, dimana perwakilan mahasiswa menyampaikan bahwa pemuda
dan mahasiswa harus pro aktif dalam mengawal prosesnya pemilu, termasuk
melakukan pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat yang lebih luas, tidak
hanya pada kalangan pemuda dan mahasiswa, tetapi ini juga pada menyebarkan
hingga ke masyarakat yang lebih luas. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN">Selain itu, Indonesia Beragam juga menyampaikan materi
kaitan dengan pemuda melihat visi misi dan program Kandidat Presiden dan
pengawalan mahasiswa dan pemuda pada hari H pemilu 2014. Pada kesempatan ini,
Indonesia Beragam menyampaikan bagaimana sejauhmana visi misi dan program
Kandidat Presiden 2014 memiliki keberpihakan kepada rakyat Indonesia,
perempuan, termasuk kepentingan pemuda dan mahasiswa. Visi, misi dan program
kandidat yang dapat memastikan tidak terjadi lagi kekerasan terhadap perempuan, memastikan lapangan pekerjaan bagi rakyat
Indonesia, termasuk bagi pemuda Indonesia, dan memastikan bahwa hak-hak petani,
nelayan dan masyarakat lainnya terjamin.
Melalui visi, misi dan program kandidat dapat dilihat sejauhmana pola
pikir Kandidat dalam melihat pembangunan Indonesia dan melihat keberpihak
Kandidat terhadap kepentingan rakyat, termasuk kepentingan perempuan dan
pemuda/mahasiswa. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="IN">Indonesia beragam juga menyampaikan hal yang didorong
pada visi, misi dan program Kandidat Presiden 2014, sebagaimana yang terdapat
pada dokumen 10 Agenda Politik Indonesia Beragam dan hal yang telah dilakukan
oleh Indonesia Beragam.</span>Pada kesempatan ini juga didistribusikan 100 buku 10
Agenda Politik Indonesia Beragam kepada peserta yang hadir.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="IN">Melalui diskusi tersebut, mahasiswa/pemuda semakin
memahami bahwa pemuda juga penting untuk melihat dan menganalisis visi misi dan
program kandidat Presiden 2014 serta berperan aktif dalam mengawal serta
memantau proses demokrasi Pemilihan Presiden 2014.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><b>Suara dari Jakarta</b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">26 Juni 2014 di Aula Madya lt.1 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,pertama kalinya Indonesia Beragam memperkenalkan diri di Kampus. Bekerjasama dengan </span><a href="http://pemberdayamuda.blogspot.com/" style="line-height: 115%;">Pemberdaya Muda</a><span style="line-height: 115%;"> dan Jurusan Pemberdayaan Masyarakat Islam Fakultas Dakwa, talk show seputar visi dan misi Capres dan Cawapres 2014 digelar dengan mengundang mahasiswa-mahasiswa dari berbagai jurusan. Dihadiri hampir 50 orang mahasiswa yang masih aktif kuliah, Talk Show dipandu oleh Iqbal, dengan lima nara sumber yaitu Anick H. Tohari, Any Rufaedah, Nilam Wati, Ruby Khalifah. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Talk Show dibuka oleh Ibu Ketua Jurusan PMI dengan memberikan penekanan pada pentingnya pemuda tidak apatis terhadap Pemilu, justru talk show ini jadikan momentum untuk membuka wawasan pada calon capres dan cawapres. Sebelum Talshow dimulai, sebuah pengantar diberikan oleh Sri Rahmayani dengan mengelaborasi pada kondisi kekinian pemuda baik kondisi rentan dan analisis kapasitas pada pemuda dan relevansinya Talkshow ini. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Any Rufaedah, perwakilan dari ASEAN Youth Assembly memberikan analisis bahwa Prabowo meletakkan Pemuda sebagai obyek dari pembangunan, sebaliknya Jokowi meletakkan Pemuda sebagai subyek pembangunan. Ini terefleksi pada rumusan visi dan misi, dimana Prabowo menekankkan pada subsidi pendidikan, dan Jokowi pada perombakan kurikulum yang membentuk karakter atau yang biasa dikenal Revolusi Mental. Anick H Tohari, membongkar perspetif audience untuk membedakan kampanye negatif, kampanye hitam dan fitnah. Menurut Anick kampanye hitam dibutuhkan agar masyarakat bisa melihat sisi negatif para kandidat. Sementara kampanye hitam dan fitnah berbahaya dalam Pemilu. Karena bukan saja memberikan informasi yang jelas salah, tetapi juga dapat memperuncing perbedaan dan mendorong pada ketegangan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Bu Wati menegaskan bahwa Capres dan Cawapres menekankan persetujuannya pada gagasan revolusi mental yang diangapnya sangat tepat buat bangsa Indonesia. Olehkarenanya reformasi pendidikan yang ditawarkan oleh para capres dan cawapres tentu relevan, terutama Jokowi-JKK. Sebagai perwakilan Indonesia Beragam, Ruby Khalifah memberikan penekanan bahwa Pemerintah Baru nanti haruslah bisa mengakomodir 10 Agenda Politik Perempuan. Karena Indonesia masih menghadapi situasi yang sangat rawan dan terutama pada pelanggaran HAM dan Hak Asasi Perempuan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Respon dari mahasiswa juga sangat dinamis dimana sebagian mempertanyakan tentang agenda kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang dirasakan masih tertinggal dalam hal pendidikan. Seorang mahasiswa memberikan juga analisis tentang sejarah gagasan Revolusi Mental dengan mencuplik wacana Karl Marx dan revolusi petani Cina, yang semua mengarah pada tuduhan komunisme.</span><span style="font-family: inherit;"> ***</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span style="font-family: inherit; font-size: x-small;">
</span></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-57817870729008770012014-07-11T08:44:00.000+07:002014-07-12T11:06:58.173+07:00Press Release<div style="text-align: justify;">
Media adalah partner penting Indonesia Beragam, karena merekalah yang mendorongkan isu 10 agenda politik perempuan ke ruang publik. Melalui siaran pers yang diterbitkan oleh Indonesia Beragam, kami berharap bahwa semua anggota menerima informasi yang sama tentang positioning Indonesia Beragam dalam dinamika isu di tanah air. Termasuk dalam menentukan keberpihakan gerakan pada wacana publik. Berikut adalah kumpulan press release yang pernah dikeluarkan oleh Indonesia Beragam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1.<a href="https://docs.google.com/a/amanindonesia.org/file/d/0Bx9f8pHAAJGkcE1lOVdjVFVsbDg/edit"> Deklarasi Indonesia Beragam dengan 10 Agenda Politik Perempuan, 7 Maret 2014</a> </div>
<div style="text-align: justify;">
2. <a href="https://docs.google.com/a/amanindonesia.org/file/d/0Bx9f8pHAAJGkNGpQbWJnZjRKNVk/edit">Press Conference</a> untuk 10 Kriteria capres dan cawapres, pada 6 Juni 2014</div>
<div style="text-align: justify;">
3. <a href="https://docs.google.com/a/amanindonesia.org/file/d/0Bx9f8pHAAJGkZjlOMTBuaGlnazQ/edit">Seruan Pemilu Jujur, Adil dan Damai</a>, pada tanggal 8 Juli 2014 </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-38661245554787898812014-07-11T06:58:00.000+07:002014-07-12T11:05:30.610+07:0010 Agenda Politik Perempuan di Car Free Day<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPgHqlWeYa4WHEcrOTKicEcQjTKTyWjGBmIitA5ZthMcib5fkPq7eCrdfxxwHlb-v_RfosmEkcjndVVmmXSXWnazGFmQUjr9xHAR5XWlH9eciX7WccLPVjCQtzLiYDivnCcq6zlTTX19k/s1600/JA0G3343.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPgHqlWeYa4WHEcrOTKicEcQjTKTyWjGBmIitA5ZthMcib5fkPq7eCrdfxxwHlb-v_RfosmEkcjndVVmmXSXWnazGFmQUjr9xHAR5XWlH9eciX7WccLPVjCQtzLiYDivnCcq6zlTTX19k/s1600/JA0G3343.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Publik adalah target utama Indonesia Beragam untuk memperkenalkan 10 Agenda Politik Perempuan. Momen Car Free Day dipilih sebagai ruang strategis mendapatkan perhatian publik tentang prioritas isu perempuan yang harus diperhatikan oleh Pemerintah Baru Indonsia. Mendapatkan dukungan dari Dinas Perhubungan, masa Indonesia Beragam sejumlah 629 perempuan berbagai latar belakang budaya dan agama hadir menyemarakkan kampanye 10 Agenda Politik Perempuan pada 6 April 2014. Pada hari terakhir kampanye legislatif ini Indonesia Beragam mengingatkan kembali pada calon legislatif bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang belum selesai dengan Angka Kematian Ibu, buta huruf perempuan, perlindungan buruh perempuan, tingginya angka kekerasan terhadap perempuan, diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan dan minoritas yang merajalela berbasis gender dan keyakinan yang berbeda. <br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pagi itu, konsentrasi masa dipecah menjadi dua titik yaitu di depan Hotel Sahid dimana peserta dampingan AMAN Indonesia, Kalyanamitra, KAPAL Perempuan, Laukus Buruh, Komunitas Cipayung, Migrant CARE dan PEKKA terkonsentrasi. Sementara pada sisi lainnya masa dari dampingan Koalisi Perempuan Indonesia dan PPSW juga menyiapkan barisan untuk digerakkan menuju titik pusat di Bundaran HI. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disamping orasi, falsh mob lagu "gemu famire" ditampilkan untuk menarik perhatian publik. Atribut kaos Indonesia Beragam, Payung warna-warn bertuliskan 10 agenda politik perempuan, Pin dan selendang mewarnai aksi Car Free Day. Acara dimeriahkan dengan berbagai orasi dari perwakilan lembaga masing-masing untuk mempertegas tuntutan pada ke 10 agenda politik tersebut. ***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-20472684147607392442014-07-11T05:26:00.001+07:002014-07-12T11:05:45.285+07:0010 Kriteria Presiden Indonesia Beragam<div style="text-align: center;">
Siaran Pers Gerakan Perempuan Mewujudkan Indonesia Beragam</div>
<div style="text-align: center;">
Kriteria Calon Presiden-Wakil Presiden dari Perspektif Adil Gender dan Pluralis</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pemilu Presiden akan segera diselenggarakan di Indonesia pada 9 Juli 2014 dan 4-9 Juli 2014 di luar negeri. Secara resmi, dua kandidat pasangan presiden dan wakil presiden sudah mendaftar di KPU, yaitu Jokowi-Jussuf Kalla dan Prabowo-Hatta Rajasa. Pilpres merupakan momentum penting bagi masyarakat Indonesia, terutama kelompok masyarakat marjinal (perempuan) yang hingga hari ini masih belum terbebaskan dari diksriminasi, kekerasan, eksploitasi, pemiskinan, masih tingginya angka kematian ibu yang meninggal, belum tersedianya pekerjaaan yang layak, makin massifnya kekerasan serta masih banyaknya perempuan yang buta huruf di pedesaan dan daerah terpencil. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pasca reformasi, pergantian pemerintahan selama ini tidak menunjukkan perubahan signifikan terhadap nasib perempuan miskin yang rentan. Setelah 69 tahun bangsa ini memproklamasikan kemerdekaannya, namun bagi perempuan, sesungguhnya mereka belum benar-benar merdeka dari diskriminasi, eksploitasi dan pemiskinan. Untuk itu, pergantian pemerintahan baru pada tahun 2014 ini diharapkan sekaligus sebagai babak baru bagi perbaikan pemenuhan hak-hak perempuan.<br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa, sepanjang periode 2007-2012 kasus kematian ibu melonjak cukup tajam. Diketahui, pada 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100 ribu per kelahiran hidup atau meningkat sekitar 57 persen bila dibandingkan dengan kondisi pada 2007, yang hanya sebesar 228 per 100 ribu per kelahiran hidup. Sementara data Komnas Perempuan menyebutkan pada tahun 2013 terdapat 2.521 kasus kekerasan seksual. Artinya, setiap hari ada 35 perempuan dan anak menjadi korban kekerasan seksual di Indonesia. Dari jumlah tersebut, perkosaan, merupakan kasus terbanyak (840 kasus) dan pencabulan (780 kasus). Kondisi tersebut paralel dengan angka kemiskinan yang meningkat, berdasarkan laporan SUSENAS BPS 2013, bertambah menjadi 480.000 orang dalam periode 7 bulan yaitu Maret-September 2013. Indeks kemiskinan naik sebesar 1,75% menjadi 1,89%. Kemudian indeks keparahan kemiskinan naik dari 0,43% menjadi 0,48%. Dan disisi lain, 250 warga minoritas Syiah dan 116 warga Ahmadiyah Lombok terusir dari kampung halamannya dan terpasung hak-hak perdatanya karena berbeda keyakinan sebagai Muslim. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Menyikapi kondisi tersebut, dan bertepatan dengan akan diselenggarakannya Pilpres, Gerakan Perempuan Mewujudkan Indonesia Beragam menilai penting untuk merumuskan 10 kriteria calon presiden dan wakil presiden yang berperspektif adil gender dan pluralis. Kriteria ini dirumuskan untuk memastikan pemimpin yang terpilih dalam Pilpres mendatang memiliki komitmen untuk memperjuangkan pemenuhan hak-hak dasar perempuan. 10 kriteria tersebut adalah sebagai berikut: </div>
<br />
1. Memiliki komitmen untuk memenuhi hak-hak dasar warga negara:<br />
a. Hak Sipol dan Ekosob (perumahan, pendidikan, pekerjaan, kesehatan, kepemilikan dan pengelolaan tanah, berserikat berkumpul dan berpendapat, partisipas imasyarakat, dan lainnya yang termuat dalam kovenan tersebut)<br />
b. Memiliki komitmen untuk penghapusan pemiskinan perempuan<br />
c. Memiliki komitmen terhadap pelayanan publik yang berkualitas, mudah diakses, dan tanpa biaya<br />
<div>
<br />
2. Menegakkan Supremasi Hukum, Patuh pada konstitusi (Proklamasi, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) <br />
a. Memiliki komitmen untuk membangun sistem hukum yang berkeadilan gender dan mensegerakan Revisi KUHAP, Revisi UU Perkawinan,UUPerlindunganAnak, Revisi UU TKI, segera mengesahkan RUU KKG, RUU Perlindungan PRT, mendukung adanya RUU Kekerasan Seksual.<br />
b. Memiliki komitmen menghapuskan seluruh produk hukum diskriminatif<br />
c. Penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu<br />
d. Memiliki komitmen pada penegakan hukum dan keteraksesan keadilan yang mudah dan murah, yang berpihak pada perempuan dan kelompok-kelompok marjinal.<br />
<br />
3. Memiliki komitmen tinggi menerapkan tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance): bersih, partisipatif, transparan, dan akuntabel.<br />
a. Bersih dari korupsi<br />
b. Penempatan personel berbasis kapasitas<br />
c. Partisipasi substantif perempuan dalam menentukan arah kebijakan<br />
d. Kerjasama NGO-GO</div>
<div>
<br />
4. Memiliki komitmen tinggi untuk Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan<br />
a. Memiliki komitmen untuk mengimplementasikan pengarusutamaan gender dalam pembangunan melalui kebijakan dan penganggaran secara partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi<br />
b. Memiliki komitmen memperkuat Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai leading sector<br />
<br />
c. Memiliki komitmen memperkuat Komnas Perempuan dan KPAI<br />
<br />
5. Memiliki penghormatan dan komitmen yang tinggi pada keberagaman (perbedaan jenis kelamin, agama, suku, etnis, kepercayaan, budaya, seksualitas, adat, kelompok marjinal, difabel, dan lain-lain)<br />
<br />
6. Memiliki rekam jejak bersih dari pelanggaran HAM, HAP (Hak Asasi Perempuan), dan HAN (Hak Asasi Anak)<br />
<br />
7. Memiliki komitmen untuk menghormati, memenuhi, melindungi, dan memajukan HAM, terutama warga negara yang hak perdata-nya tercerabut karena “penyesatan”<br />
<br />
8. Berkomitmen menggunakan pendekatan dialogis dalam penyelesaian konflik, dengan mendorong keterlibatan perempuan dalam resolusi konflik dan perdamaian.<br />
<br />
9. Memiliki rekam jejak bersih dari pengerusakan lingkungan<br />
<br />
10. Memiliki komitmen untuk memenuhi kesejahteraan wilayah-wilayah terpencil, terluar, perbatasan.<br />
<br />
<br />
Jakarta, 6 Juni 2014 <br />
<br />
Dwi Rubiyanti Kholifah<br />
Koordinator Indonesia Beragam<br />
<br />
<br />
Kontak Indonesia Beragam:<br />
<br />
1. Dwi Ruby,AMAN Indonesia,Kontak: <a href="mailto:dwiruby@amanindonesia.org">dwiruby@amanindonesia.org</a>, 081289448741,@Rubykholifah<br />
<br />
2. Anis Hidayah, MigrantCARE, Kontak: <a href="mailto:anis@migrantcare.net">anis@migrantcare.net</a>, 081578722874, @anishidayah<br />
<br />
3. Missiyah, Insitute Kapal Perempuan, Kontak: <a href="mailto:missi@kapalperempuan.org">missi@kapalperempuan.org</a>, 08111492264<br />
<br />
4. Dian Kartikasari, Koalisi Perempuan Indonesia, Kontak: dian@koalisiperempuan.or.id, 0816759865<br />
<br />
***<br />
Secara lengkap bisa didownload di <a href="https://drive.google.com/a/amanindonesia.org/?tab=mo#folders/0Bx9f8pHAAJGkTjN0bGotRTlmMG8">sini</a><br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-52860735314830239222014-07-11T05:12:00.000+07:002014-07-12T11:06:16.047+07:00Indonesia Beragam Hadir di Kotamu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHa-oxoeo0UEHapOABVh7GGFm2ZtrPv8shzONGKfWTVnlT3GlKEuze8T7sCbe3KqywvUSDtwHMVdYDRciaxKKnneJVnoF4DQg9WlYLwOGx0NMDK0FC9BqkGdA2bwkxgMwJbIO1jDzqbQQ/s1600/foto+bersama.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHa-oxoeo0UEHapOABVh7GGFm2ZtrPv8shzONGKfWTVnlT3GlKEuze8T7sCbe3KqywvUSDtwHMVdYDRciaxKKnneJVnoF4DQg9WlYLwOGx0NMDK0FC9BqkGdA2bwkxgMwJbIO1jDzqbQQ/s1600/foto+bersama.jpg" height="174" width="320" /></span></a></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Deklarasi Indonesia Beragam dengan 10 Agenda
Politik Perempuan juga dilakukan di berbagai kota. Tujuannya adalah untuk
menyamakan langgam gerakan perempuan sehingga 10 Agenda Politik Perempuan bisa
menjadi agenda bersama gerakan perempuan dimanapun berada. Indonesia Beragam
memberikan dukungan pendanaan dan berupa alat-alat kampanye untuk jaringan di
kota-kota lainnya. Pada bulan Maret, ada 28 kota yang melaunching 10 Agenda
Politik Perempuan diantaranya adalah Denpasar, Makasar, Bandung, Padang, Batam,
Jember, Blitar, Jambi, NTT, Pekan Baru, Jayapura, Jailolo (Maluku Utara), Sumba
Tengah, Aceh, Cirebon, Maros, Tangerang Kota, Purwokerto, Pasuruan, Manokwari,
Tanjung Pinang (Kep. Riau), Sumbawa, Bogor, Malang dengan berbagai bentuk
kegiatan yang berbeda.</span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><b>Launching di Padang</b> </span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">33 caleg perempuan yang terlibat pada kegiatan kita hadir dalam acara launching 10 agenda politik perempuan Indonesia Beragam pada tanggal 23 Maret 2014. Mereka dari partai PKB, Demokrat, PDIP, Hanura, Nasdem,Gerindra, PKPI, PBB, PPP, PAN, Golkar, PKS. Acara yang dihadiri oleh 150 peserta dari berbagai perwakilan organisasi ditujukan untuk memperkuat perspektif perempuan di Padang terhadap 10 Agenda Politik Perempuan, dan juga membuka komitmen politik partai untuk menyepakati dan menjadikan 10 Agenda Politik Perempuan sebagai acuan untuk mengambil kebijakan.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;">
<span style="font-family: inherit;"><br />Acara ini diliput oleh berbagai media diantaranya adalah Padang TV, Metro TV, RCTI, Antara TV, Padang Ekspres, Harian Haluan, Antara Sumbar, Info Sumbar, Rakyat Sumbar, Klik Positif.com, beberapa radio di Padang serta beberapa media on line. Di bawah ini beberapa liputan media yang dapat ditemukan secara online. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Launching Indonesia Beragam di NTB<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">NTB lebih tepatnya
di Lombok Timur juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan Deklarasi Indonesia
Beragam. Kegiatan yang dilakukan pada
tanggal 7 Maret 2014, pukul 10.00-10.15 di Radio Selaparang TV. Acaranya dalam bentuk talk show, yang
dihadiri oleh perwakilan NGO seperti LPSDM, ADBMI, Gema Alam, juga dihadiri
oleh perwakilan dari PMII dengan membacakan deklarasi 10 Agenda Politik
Perempuan. Kegiatan ini disiarkan selama
3 hari berturut-turut dan pada hari pertama ditayangkan sebanyak 3 kali
selanjutnya 1 kali. Selain itu acara
yang sama juga dilakukan di Radio Kacanta pada hari yang sama, pukul
11.30-11.50. Kegiatan ini ditayangkan
selama 3 hari berturut-turut dan pada hari pertama ditayangkan sebanyak 5 kali
dan selanjutnya 2 kali. Acara ini juga
dimeriahkan dengan bekerjasama dengan Radio Komunitas Gema Alam lembaga yang
konsern pada isu pemberdayaan masyarakat pinggir hutan. Kegiatan ini dilaksanakan selama hari dengan segmen pendengar adalah komunitas
akar rumput pinggir hutan. </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Launching Indonesia Beragam di Makassar<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Kegiatan Indonesia
Beragam yang dilakukan di Kota Makassar dihadiri oleh 500 orang terdiri dari
Komunitas akar rumput, NGO, Pemerintah Kota Makassar, Walikota terpilih Danny
Pomanto, caleg terpilih DPR RI dari Partai Demokrat, caleg terpilih Partai
Nasdem Sulsel dan Parpol Nasdem, PDIP serta Partai Demokrat. Kegiatan ini dilaksanakan di pantai Losari,
pada tanggal 7 Maret 2014, pada pukul 07.00 pagi. Acara dilepas oleh Wali Kota Bapak Ilham dan
didampingi oleh Walikota terpilih Acara itu juga dihadiri oleh Kepala
Pemberdayaan Perempuan Kota Makassar.
Sedangkan 2 caleg perempuan yang berhasil lolos adalah untuk DPR RI
yaitu Ibu Aliyah Mustika dari Partai Demokrat dan untuk DPRD adalah Ibu
Rahmatila Dewi dari Partai Nasdem</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Launching Indonesia Beragam Maros Sulawesi Selatan<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Berikut saya share
informasi dan dokumentasi foto mengenai Kampanye Indonesia Beragam yang kami
lakukan di Kabupaten Maros yang inisiasi antara YKPM Sulsel - Lembaga
Pemberdayaan Perempuan MAUPE - Jaringan Perempuan Maros (JPM) dan Sekolah
Politik Perempuan Maros (SPPM). Pada
hari Sabtu 8 Maret 2014 bertepatan dengan Hari Perempuan International,
Kabupaten Maros mendeklarasikan Agenda Politik Indonesia Beragam. Kegiatan ini dihadiri oleh 2 orang caleg
Perempuan yang memiliki komitmen terhadap perjuangan perempuan yakni Ibu
Agusnawati (Koordinator JPM-mantan (di-PAW tahun 2014 dari PDK pindah ke
Golkar) anggota parlemen perempuan Maros dan Kaukus Parlemen Perempuan Maros)
dan Mardiah caleg perempuan yang berasal dari komunitas perempuan desa (Auditor
Komunitas Desa Majannang untuk program Audit Gender Berbasis Komunitas kerja
sama YKPM SS dan Institut KAPAL Perempuan, Koordinator Suara Perempuan
Majannang dan siswa Sekolah Politik Perempuan Maros). Meskipun dalam suasana
hujan kampanye ini dihadiri oleh para siswa SPPM dan anggota JPM serta beberapa
aktivis Makassar dan Maros (Komaruddin-COMMIT, Imran-mantan Ketua Dewan Daerah
WALHI Sulsel dan mantan Ketua KPU Maros 2 periode dan Rusman Anno-YKPM Sulsel).
Deklarasi diawali dengan memberikan penjelasan mengenai sejarah lahirnya Hari
Perempuan Internasional dan penjelasan mengenai INDONESIA BERAGAM dan 10 Agenda
Politik Perempuan oleh Rusman Anno kemudian pembacaan naskah deklarasi oleh Ibu
Agusnawati yang didengarkan dengan khidmat oleh peserta deklarasi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Selain itu, perlu
kami informasikan bahwa pada Hari Rabu 12 Maret 2014 pada saat Penandatanganan
MOU Program Gender Watch (MAMPU) yang diikuti dengan dialog bersama Wakil
Bupati Pangkep dan Ketua DPRD Pangkep, mbak Missiyah dari Institut KAPAL
Perempuan juga menyampaikan mengenai
kampanye Indonesia Beragam yang sedang dilakukan di Seluruh Indonesia.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Launching Indonesia Beragam di Kupang NTT<a href="https://www.blogger.com/null" name="_GoBack"></a><o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Kegiatan di Kupang,
NTT acara Indonesia Beragam diadakan dari tanggal 6-18 Maret 2014. Kegiatannya diintegrasikan dalam
bermacam-macam kegiatan seperti, 1. RAT Koperasi Kredit Perempuan, melakukan
diskusi kritis tentang “Perempuan dan Politik” dengan narasumber adalah Mery
Kolimon. Dengan peserta 100 orang (perwakilan dari wilayah kabupaten Kupang. 2.
Pembagian 5000 kuntum bunga di jalan-jalan protokoler dengan melibatkan Badan
Pemberdayaan Perempuan provinsi NTT dan LSM Lokal (Rumah perempuan, Lopo
Belajar Bersama dan Organisasi Mahasiswa). 3. Diskusi kampung di Desa Oelpuah,
Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten kupang. Tema” Peranan Perempuan dalam
Politik dan Pembacaan Deklarasi, dihadiri oleh 50 orang perwakilan dari Tokoh
Masyarakat, Pemerintah Desa, Kelompok Perempuan dan Kader. 4. Diskusi Kampung di Keluarahan Tarus,
Kecamatan Kupang Tengah, dihadiri oleh 30 orang perwakilan dari kelompok
perempuan tani, kader, petani, Auditor Komunitas dan diakhiri dengan pembacaan
Deklarasi. 5. Pembacaan Deklarasi di Posyandu Melati I, peserta 54 orang. 6. Pembacaan Deklarasi di Posyandu Fagura
yang dihadiri oleh 60 orang. 7. Pembacaan
deklarasi pada kegiatan penyuluhan bagi ibu menyusui di kelurahan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Launching Indonesia Beragam di Surabaya<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Kegiatan yang
dikoordinatori oleh KPS2K dalam emeriahkan acara Indonesia Beragam adalah1.
Aksi memperingati sepekan aksi pendidikan nasional dengan dihadiri oleh 30-50
orang dengan mewujudkan keberagaman dengan pendidikan dan memberikan kaos
Indonesia Beragama. 2. Talk show radio RRI Surabaya. 3. Membacakan deklarasi
agenda politik perempuan. 4. Diskusi public UU Desa dengan membagikan buku
agenda politik perempuan. Juga kampanye
public di Desa Kesamben Kulon bersamaan dengan Sekolah Perempuan untuk
mewujudkan kepemimpinan perempuan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Launching Indonesia Beragam di Manado<o:p></o:p></span></span></b></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Kegiata Indonesia
di Manado yang diinisiasi oleh Suara Parangpuan Manado dilakukan pada tanggal 7
Maret 2014, dengan mengadakan kegiatan jalan sehat bersama caleg perempuan. Kegiatan ini bekerjasama dengan KPU Manado
dan Provinsi Sulut untuk melakukan promosi tentang caleg perempuan. Acara ini
dihadiri oleh 1000 orang. Selain itu
Pilar Perempuan juga melakukan diskusi pendidikan politik dengan membacakan 10
agenda politik perempuan dan dengan isu pendidikan, kesehatan dan keberagaman,
dihadiri oleh 40 orang, bersama komunitas perempuan miskin kota, LGBT dan
Mahasiswa.</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-78024693506044684062014-07-11T04:40:00.000+07:002014-07-12T11:06:35.568+07:00Deklarasi 10 Agenda Politik Perempuan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjygf-beGWgFUb6fdIy858QAJSHj25W-ziWOkM-1vxVu_MNWs3juaL5BJa0_3ThWxJHTzqlbmgAaIMCuUYbhWaOGuxpvLlYDEdt3KOtQiCJPiwIQ5YWJWSL9LwtPJKVG1xPBfbhgBOPY2A/s1600/JA0G2226w.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjygf-beGWgFUb6fdIy858QAJSHj25W-ziWOkM-1vxVu_MNWs3juaL5BJa0_3ThWxJHTzqlbmgAaIMCuUYbhWaOGuxpvLlYDEdt3KOtQiCJPiwIQ5YWJWSL9LwtPJKVG1xPBfbhgBOPY2A/s1600/JA0G2226w.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Jakarta dipilih sebagai kota yang tepat untuk mendeklarasikan Gerakan Perempuan Mewujudkan Indonesia Beragam pada tanggal 7 Maret 2014. Satu hari lebih awal dari peringatan Hari Perempuan Sedunia, Gedung Usmar Ismail Kuningan dipadati oleh lebih dari 500 perempuan akar rumput dari Jabodetabek/Indramayu/Garut/Cianjur, pekerja LSM, perwakilan pemerintah, 9 Perwakilan Partai Politik, untuk bersama menyatukan ikrar mengusung 10 Agenda Politik Perempuan pada pemerintahan baru 2014-2019. Acara ini dipublikasikan di 13 Media Massa cetak maupun elektronik diantaranya adalah Kompas, Harian NAsional, Jakarta Network, Kabar3.com, KBR 68H, Kompas TV, Media Indonesia, MNC TV, Rakyat Merdeka, The Jakarta Post, Tribun Rakyat dan Sayangi.com. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Deklarasi juga dimeriahkan oleh penampilan Opie Andarista dan Musik Anak Jalanan disela-sela acara pembacaan Deklarasi 10 Agenda Politik Perempuan. Dari 9 Partai Politik yang hadir hanya 7 Partai yang menyatakan sepakat untuk mengusung 10 Agenda Politik Perempuan. Mereka adalah 1) Partai Golongan Karya (Golkar) , 2) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), 3)Partai Nasional Demokrat (Nasdem), 4) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), 5) Partai Kebangkitan bangsa (PKB), 6) Partai Bulan Bintang (PBB), 7) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). ***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-82618670079739787232014-07-10T10:43:00.000+07:002014-07-12T11:02:39.370+07:00Silaturahmi Media, Upaya Mencipta Ruang Kontestasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilnetuwuvi4wF3wu7OTWenXdAVbgkukaLxR8UyxKGmWX3k2iS41OCBe8CuKx_urpdOs0vA97J-2K22G8V5LIGuGZ1P9B8w08ssJP5suqksP81UQ0mGDyDF4cqnWpzB2431GWQKfhJaPaA/s1600/Jakarta+Post.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilnetuwuvi4wF3wu7OTWenXdAVbgkukaLxR8UyxKGmWX3k2iS41OCBe8CuKx_urpdOs0vA97J-2K22G8V5LIGuGZ1P9B8w08ssJP5suqksP81UQ0mGDyDF4cqnWpzB2431GWQKfhJaPaA/s1600/Jakarta+Post.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
Media adalah partner strategis untuk mewacanakan isu. Olehkarenanya bertemu secara personal dan berdialog secara dekat dengan pekerja media akan memperkuat tali silaturahmi sekaligus memperkuat keberpihakan pada 10 Agenda Politik Perempuan. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk memperkuat perspektif pekerja media dalam mendorongkan 10 Agenda Politik Perempuan, maka media briefing diselenggarakan pada tanggal 6 Maret 2014 di Warung Daun Cikini Jakpus oleh Migran CARE yang dihadiri oleh The Jakarta Post, Aliansi Jurnalis Indonesia, Kompas TV, Harian Kompas, Harian dan Koran Tempo dan Majalah Gatra. </div>
<br style="text-align: start;" />
<div>
Lima perwakilan Indonesia Beragam diantaranya Anis Hidayat (Migran CARE), Misiyah (Kapal Perempuan) dan Dian Kartikasari (KPI), Nani Zulminarni (PEKKA), dan Puspa Dewi (Solidaritas Perempuan) memberikan penekanan pada pentingnya memainstreamkan 10 Agenda Politik Perempuan yang digagas oleh Indonesia Beragam pada calon legislative baik perempuan dan tidak. Ada 7 media online yang memuat Media Briefing Indonesia Beragam diantaranya adalah Hukum Online, The Jakarta Post, VoA (Voice of America) Indonesia, Kabar3, BeritaSatu.com, Prosalina.FM dan Weeklyline.net. Yang secara lengkap linknya bisa dilihat di Lampiran.<a name='more'></a></div>
<br />
Roadshow pertama diperlukan untuk memperkuat relasi antara Indonesia Beragam dengan media, khususnya pekerja media agar mereka benar-benar memahami tentang substansi Indonesia Beragam. Roadshow pertama dilakukan pada tanggal 28 Maret 2014 di Kantor Redaksi Kompas yang dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia Beragam diantaranya adalah Anis Hidayat dan Endah (Migran CARE), Misiyah (Kapal Perempuan), Maeda (ASPPUK), Lina (Koalisi Perempuan Indonesia) dan Ruby Kholifah (AMAN Indonesia). Dari pihak KOMPAS diwakili oleh Ninuk Pambudi, Bachtiar, Ikhwan dan Gesit. Dalam diskusi ini isu tentang ekonomi perempuan, buruh migran, perlindungan minoritas perempuan dan pengambilan keputusan oleh perempuan menjadi sentral diskusi. Pada intinya, KOMPAS sangat mendukung apa yang diusung oleh Indonesia Beragam dan berupaya untuk selalu menghadirkan ruang buat Indonesia Beragam agar secara luas diketahui publik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Raodshow kedua di Kantor The Jakarta Post pada tanggal 1 April 2014, diterima oleh Ati Nurbaiti, dan dua wartawan lainnya (saya lupa naruh catatan). Sementara dari Indonesia Beragam diwakili oleh Missiyah dan Ulfa (Kapal Perempuan), Musliha (Migran CARE), Maeda (ASPPUK), Rena Herdiyani (Kalyanamitra) dan Ruby Kholifah (AMAN Indonesia). Dalam pertemuan ini Mbak Ati menyarankan pada Indonesia Beragam untuk secara kontinue menuliskan agenda politik perempuan di Kompasiana atau di media-media lainnya agar isu yang usung yaitu 10 Agenda Politik Perempuan bisa diangkat ke publik. ***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-8915954186761771822014-07-10T03:55:00.000+07:002014-07-12T07:11:14.157+07:00Contact <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzMAnNWWFlpTpjU8QTlD8f7xHa0JOyyyhJ6oeZTfHAzfvI7k8Imc5_vdElKGuprSrTl8ZLyuONuUz8MFcWRvyEvw69WR52wCjxU_tmd0Rhgqh3JQvALAu3BP0lBpFvQgawhGLE2vwBXMQ/s1600/KAP+aksi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzMAnNWWFlpTpjU8QTlD8f7xHa0JOyyyhJ6oeZTfHAzfvI7k8Imc5_vdElKGuprSrTl8ZLyuONuUz8MFcWRvyEvw69WR52wCjxU_tmd0Rhgqh3JQvALAu3BP0lBpFvQgawhGLE2vwBXMQ/s1600/KAP+aksi.jpg" height="200" width="115" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Chief of Indonesia Beragam:<br />
Born and raised in Indonesia, Dwi Rubiyanti Kholifah joined the Asian Muslim Action Network (AMAN) as coordinator of the research fellowship program since 2005. She went on to earn an MA in Health and Social Science at Mahidol University in Thailand, for which she researched on the dynamics of sexual health in the pesantren (pondok) in Indonesia. She has been active in the women’s movement in Indonesia for years as a trainer, resource person and researcher on women’s human rights, religion and gender justice, and sexual and reproductive health. Currently, she is the country representative of AMAN Indonesia, which is concerned with women in relation to peace building and inter-faith cooperation. With AMAN Indonesia, she has been initiating women school for peaces in the community to mediate dialogue among inter faiths women in Poso, as well as to create a space of expression for women to share their feeling and perspective on multiculturalism, pluralism and tolerance in confronting fundamentalism in Indonesia. She believes that by increasing women self confidence, expanding their social networking, they can play important role in promoting peace.<br />
<br />
Contact of Indonesia Beragam:<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 14.2pt; text-align: left; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span style="font-size: small;">1. </span></span><span style="font-family: inherit;">Dwi Rubiyanti Kholifah <span lang="IN">, AMAN Indonesia, Kontak: </span><a href="mailto:dwiruby@amanindonesia.org">dwiruby@amanindonesia.org</a><span lang="IN">, </span>081289448741<span lang="IN">,@Rubykholifah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 14.2pt; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">2. </span><!--[endif]--><span lang="IN">Anis Hidayah, MigrantCARE, Kontak: <a href="mailto:anis@migrantcare.net">anis@migrantcare.net</a>,
081578722874, @anishidayah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 14.2pt; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">3. </span><!--[endif]--><span lang="IN">Missiyah, Insitute Kapal Perempuan, Kontak: <a href="mailto:missi@kapalperempuan.org">missi@kapalperempuan.org</a>, </span>08111492264<span lang="IN"><o:p></o:p></span></span></div>
<span style="font-family: inherit; text-indent: -14.2pt;"><span lang="IN">4. </span></span><span lang="IN" style="text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: inherit;">Dian Kartikasari, Koalisi Perempuan Indonesia, Kontak:
dian@koalisiperempuan.or.id, 0816759865</span></span><br />
<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.comCiputat, South Tangerang City, Banten, Indonesia-6.3077057 106.71756690000007-6.3708357 106.63688590000007 -6.2445756999999995 106.79824790000006tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-38090196707303886452014-07-06T09:17:00.000+07:002014-07-11T04:34:27.489+07:00Tentang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIhDx3N2CUt77G8u_4D6YyefzzzuED19haoetcmdbz4xbZrBUsos1wosjM4h136PYCoIeLKdeV0UznSoc0zgNzj6we80JQqXGIdxwtBD0btjwSd49uT68cISGJYgUwAIjWn77liJwl8nU/s1600/indonesia+Beragam.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIhDx3N2CUt77G8u_4D6YyefzzzuED19haoetcmdbz4xbZrBUsos1wosjM4h136PYCoIeLKdeV0UznSoc0zgNzj6we80JQqXGIdxwtBD0btjwSd49uT68cISGJYgUwAIjWn77liJwl8nU/s1600/indonesia+Beragam.png" height="122" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;">Kerinduan akan gerakan kolektif perubahan semakin tak terbendung. Berawal dari perbincangan kecil di kantor Koalisi Perempuan Indonesia pada tanggal 4 January 2014 tentang pentingnya gerakan perempuan merespon agenda politik Pemilu untuk Indonesia yang lebih baik. KAPAL Perempuan, Migrant CARE, Kalyanamitra, Solidaritas Perempuan, Koalisi Perempuan Indonesia dan The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia akhirnya bersepakat mengusung 10 Agenda Politik Perempuan dalam pesta demokrasi pada Pemilu 2014.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><b>Indonesia Beragam</b> disepakati sebagai nama kolektif pergerakan ini. Kata <b>Beragam</b> mengandung makna Berdaulat, Bersih, Sejahtera, Adil Gender, Bergerak dan Majemuk, tetapi juga merepresentasikan sebuah kondisi bangsa yang mengalami krisis keberagaman dimana berbeda karena agama, keyakinan, gender, etnik, dalam konteks sosial politik bisa menimbulkan ketegangan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sebagai sebuah <span style="line-height: 115%;">Gerakan kolektif, Indonesia Beragam bercita-cita membangun peradaban Indonesia
yang bersih dari korupsi, bebas dari kemiskinan, bebas dari segala bentuk
kekerasan dan rasa takut untuk mencapai keadilan dan kedaulatan bagi rakyat
miskin, perempuan dan kelompok marginal, Indonesia Beragam mengundang organisasi perempuan di seluruh wilayah Indonesia untuk bergabung dan menyamakan langkah untuk mengusung 10 Agenda Politik Perempuan untuk Indonesia Baru 2014-2019. </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="line-height: 16.866666793823242px;">Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai oleh Indonesia Beragam, yaitu:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="line-height: 16.866666793823242px;">1. Mendesakkan agenda politik gerakan perempuan dan kelompok kelompok </span><span style="line-height: 16.866666793823242px;">marjinal melalui kertas posisi kepada calon legislatif </span><span style="line-height: 16.866666793823242px;">dan pemerintahan baru agar memenuhi hak-hak perempuan dan </span><span style="line-height: 16.866666793823242px;">kelompok marginal tanpa diskriminasi.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 16.866666793823242px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 16.866666793823242px;">2. Melakukan penyadaran publik agar masyarakat memahami dan </span><span style="line-height: 16.866666793823242px;">memberikan dukungan terhadap upaya pemenuhan hak-hak </span><span style="line-height: 16.866666793823242px;">perempuan dan kelompok-kelompok marjinal yang didesakkan </span><span style="line-height: 16.866666793823242px;">melalui 10 agenda politik perempuan kepada pemerintahan baru.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 16.866666793823242px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 16.866666793823242px;">3. Memperkuat konsolidasi gerakan perempuan di Indonesia untuk </span><span style="line-height: 16.866666793823242px;">mengembangkan isu dan strategi yang strategis dalam </span><span style="line-height: 16.866666793823242px;">mendesakkan dan memantau pemenuhan hak-hak perempuan </span><span style="line-height: 16.866666793823242px;">dan kelompok-kelompok marjinal oleh pemerintah.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit; line-height: 16.866666793823242px;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 15px; line-height: 16.866666793823242px;"><br /></span></div>
Unknownnoreply@blogger.comJakarta, Indonesia-6.2087634 106.84559899999999-6.4613213999999992 106.5228755 -5.9562054 107.16832249999999tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-56686995597887945572014-07-05T09:26:00.000+07:002014-07-11T04:06:13.610+07:00Jaringan Indonesia Beragam adalah sebuah koalisi 141 organisasi perempuan yang berkomitmen mengawal Pemerintah Baru Indonesia untuk merespon 10 Agenda Politik Perempuan, mereka adalah:<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">1. Aisyiah Jatim, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">2. Aisyiah Pusat, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">3. Aisyiah Sulsel, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">4. AMAN Indonesia <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">5. Asosiasi LBH APIK Indonesia <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">6. ASPPUK <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">7. Balai Syura Aceh, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">8. Fahmina, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">9. FAMM_Indonesia <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">10. Federasi Beudoh Besare Aceh <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">11. Federasi Serikat Pekka Aceh <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">12. Federasi Serikat Pekka Sulawesi </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tenggara</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">13. Federasi Serikat Pekka Sumatra </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Utara</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">14. Federasi Serikat Pekka Sulawesi </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Utara</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">15. Federasi Serikat Pekka Nusa </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tenggara Barat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">16. Federasi Serikat Pekka Nusa </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tenggara Timur</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">17. Federasi Serikat Pekka Sumatra Barat <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">18. Federasi Serikat Pekka Sumatra </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Selatan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">19. Federasi Serikat Pekka Jawa Barat <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">20. Federasi Serikat Pekka Jawa </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tengah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">21. Federasi Serikat Pekka Jawa Timur <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">22. Federasi Serikat Pekka DI </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yogyakarta</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">23. Federasi Serikat Pekka Kalimantan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Barat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">24. Federasi Serikat Pekka Kalimantan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Selatan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">25. Federasi Serikat Pekka Sulawesi </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Selatan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">26. Federasi Serikat Pekka Maluku </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Utara</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">27. FPMP Makassar <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">28. Gazira <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">29. GKI Yasmin, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">30. GMKI Jailolo/Maluku Utara <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">31. GMKI Jayapura/Papua <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">32. GMKI Pekan Baru/Riau<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">33. GMNI Manokwari/Papua Barat <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">34. GMNI Pasuruan/Jawa Timur <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">35. GMNI Purwekerto/Jawa Tengah <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">36. GMNI Banten, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">37. GMNI Kepulauan Riau, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">38. Home Net Indo, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">39. ICRP <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">40. IGJ <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">41. ILO Jatim, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">42. INFID <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">43. Institut KAPAL Perempuan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">44. ISRE Jember, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">45. JALA PRT <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">46. Jaringan ABCD, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">47. Kalyanamitra <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">48. KAP <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">49. Kaukus Pemimpin Buruh </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perempuan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">50. Kelompok Perempuan Cipayung </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">(PMKRI, PMII, GMKI, GMNI)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">51. Koalisi Perempuan Cabang Dompu, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">52. Koalisi Perempuan Cabang Flores </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Timur,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">53. Koalisi Perempuan Cabang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kabupaten Bima,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">54. Koalisi Perempuan Cabang Kota </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bima,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">55. Koalisi Perempuan Cabang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Mataram,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">56. Koalisi Perempuan Cabang Ngada, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">57. Koalisi Perempuan Cabang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pontianak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">58. Koalisi Perempuan Cabang Sikka, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">59. Koalisi Perempuan Cabang Sumba </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tengah,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">60. Koalisi Perempuan Cabang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sumbawa,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">61. Koalisi Perempuan Cabang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tarakan,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">62. Koalisi Perempuan Indonesia untuk </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Keadilan dan Demokrasi (SEKNAS)</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">63. Koalisi Perempuan Wilayah Aceh,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">64. Koalisi Perempuan Wilayah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bengkulu,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">65. Koalisi Perempuan Wilayah DI </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jogjakarta</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">66. Koalisi Perempuan Wilayah DKI </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jakarta</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">67. Koalisi Perempuan Wilayah Jambi </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">68. Koalisi Perempuan Wilayah Jawa </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Barat,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">69. Koalisi Perempuan Wilayah Jawa </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tengah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">70. Koalisi Perempuan Wilayah Jawa </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Timur</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">71. Koalisi Perempuan Wilayah Nusa </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tenggara Barat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">72. Koalisi Perempuan Wilayah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sulawesi Selatan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">73. Koalisi Perempuan Wilayah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sulawesi Tengah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">74. Koalisi Perempuan Wilayah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sulawesi Tenggara</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">75. Koalisi Perempuan Wilayah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sumatera Barat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">76. Koalisi Perempuan Wilayah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sumatera Utara</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">77. KPPA Sulawesi Tengah, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">78. KPS2K Surabaya <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">79. KWS Poso, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">80. Lakpesdam Cabang Tasik, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">81. Lakpesdam Nu Kota Ambon <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">82. Lappan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">83. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">LARD Mataram</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">84. LBH APIK Aceh <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">85. LBH APIK Bali, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">86. LBH APIK Jakarta, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">87. LBH APIK Makassar <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">88. LBH APIK Medan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">89. LBH APIK NTB <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">90. LBH APIK NTT <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">91. LBH APIK Palembang <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">92. LBH APIK Palu <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">93. LBH APIK Papua <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">94. LBH APIK Pontianak <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">95. LBH APIK Samarinda <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">96. LBH APIK Semarang, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">97. LBH APIK Yogyakarta <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">98. LBH Jakarta <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">99. LPSDM Lombok Timur <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">100. LSM Bali Sruti, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">101. M16 Mataram, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">102. Magenta Legal Research & </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Advocacy,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">103. Mahina Ahuru <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">104. Migrant CARE <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">105. Mitra Pekerja Rumahan Indonesia, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">106. NLC <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">107. Obor Perempuan Sulbar <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">108. Our Voice <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">109. PEKKA <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">110. Pembangkik Batang Tarandam, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">111. Perempuan Mahardhika <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">112. Perkumpulan Japesda, Gorontalo <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">113. Permampu-Persada, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">114. Pilar Manado <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">115. Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyah <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">116. PKBI Pusat <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">117. PMII cabang Solo, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">118. PMII Cabang Tasik, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">119. PPSW <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">120. Rindang Banua <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">121. Rindang Banua Pontianak, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">122. RMI Bogor <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">123. Salut Manado <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">124. SAPA <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">125. Sekolah Perempuan Mandiri </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pamona,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">126. Sekolah Perempuan Sintuwu Raya </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Malei,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">127. Seniman-Lentera Pembebasan, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">128. Serikat Perempuan Lembah Palu, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">129. Sikolah Mombine (Sekolah </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perempuan),</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">130. Solidaritas Perempuan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">131. Solidaritas Perempuan Aceh, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">132. Solidaritas Perempuan Jabotabek <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">133. Solidaritas Perempuan Makassar, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">134. Solidaritas Perempuan Poso, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">135. Swara Parangpuan Manado <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">136. TURC,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">137. Wanita Islam AlKhaerat Poso, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">138. Yayasan Alfa Omega <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">139. Yayasan Bakti. <o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">140. YKPM Makassar</span><br />
<div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">141. HAPSARI </span></div>
Unknownnoreply@blogger.comJakarta, Indonesia-6.2087634 106.84559899999999-6.4613213999999992 106.5228755 -5.9562054 107.16832249999999tag:blogger.com,1999:blog-7950645693720803827.post-17779329631097094582014-07-05T09:25:00.000+07:002014-07-11T04:06:46.793+07:00 Agenda Perubahan<div style="text-align: justify;">
PEMILU sebagai proses demokrasi lima tahunan sejatinya memiliki makna penting bagi perjuangan seluruh elemen bangsa, termasuk bagi perempuan. Di tengah euforia pragmatisme politik yang selama ini menguat dan mendapatkan panggung besar dalam pesta demokrasi tersebut, demokrasi yang substansial menjadi kebutuhan yang harus didesakkan. Berbagai organisasi masyarakat sipil mengambil inisiatif-inisiatif sebagai bentuk quality control untuk mendorong agar Pemilu menghasilkan pemimpin-pemimpin baik legilatif maupun </div>
<div style="text-align: justify;">
eksekutif yang memiliki visi keberpihakan kepada rakyat, seperti Gerakan Caleg Bersih, Gerakan Tolak Politik Uang dan Pantau Pemilu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Menyikapi penyelenggarakan ritual politik 5 tahunan, Pemilihan Umum (Pemilu), gerakan perempuan telah berkontribusi mendorong peningkatan kualitas demokrasi, melalui jaminan keterwakilan sekurang kurangnya 30 % dalam politik representasi. Namun keterwakilan 30% perempuan dalam politik representasi saja, tidaklah cukup untuk membebaskan perempuan dan kelompok terpinggirkan lainnya dari kungkungan kemiskinan dan ketertindasan di Indonesia. Dibutuhkan suatu agenda untuk menyelesaikan masalah-masalah utama bangsa, terutama yang sangat dirasakan oleh perempuan dan kelompok miskin dan marjinal.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pasca reformasi, pergantian pemerintahan selama ini belum menunjukkan adanya perubahan signifikan terhadap nasib perempuan miskin yang rentan dan tertindas. Setelah 69 tahun bangsa ini memproklamasikan kemerdekaannya, namun bagi perempuan, sesungguhnya mereka belum benar-benar merdeka dari diskriminasi, eksploitasi dan pemiskinan. Untuk itu, pergantian pemerintahan baru pada tahun 2014 ini diharapkan sekaligus sebagai babak baru bagi perbaikan pemenuhan hak-hak perempuan.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Situasi diatas menjadi latar belakang beberapa organisasi masyarakat sipil yang <i>concern</i> pada perjuangan pemenuhan hak-hak perempuan mengambil inisiatif dengan menyatukan Gerakan Perempuan untuk Mewujudkan “Indonesia Beragam”- Berdaulat, Bersih, Sejahtera, Adil Gender, Bergerak, Majemuk. Indonesia Beragam merupakan sebuah gerakan perempuan yang bercita-cita membangun peradaban Indonesia yang bersih dari korupsi, bebas dari kemiskinan, bebas dari segala bentuk kekerasan dan rasa takut untuk mencapai keadilan dan kedaulatan bagi rakyat miskin, perempuan dan kelompok marginal. Untuk itu, Gerakan Perempuan Mewujudkan INDONESIA BERAGAM, menyusun <a href="https://drive.google.com/a/amanindonesia.org/?tab=mo#folders/0Bx9f8pHAAJGkTjN0bGotRTlmMG8">10 AGENDA POLITIK PEREMPUAN</a> yang akan didesakkan kepada calon-calon pemimpin bangsa periode 2015-2019, untuk mewujudkan INDONESIA BERAGAM, sebuah tatanan kehidupan dan pemerintahan Indonesia yang Berdaulat, Bersih, Sejahtera, Adil Gender dan Majemuk (Menghargai Keberagaman).</div>
<br />
<b>Kesepuluh Agenda Politik Perempuan itu adalah:</b><br />
1. Pemenuhan hak kesehatan reproduksi dan seksualitas<br />
<br />
2. Pemenuhan hak atas pendidikan terutama pendidikan perempuan<br />
<br />
3. Penghentian Kekerasan terhadap perempuan<br />
<br />
4. Penghentian pemiskinan perempuan dan kelompok marginal melalui perlindungan posial<br />
<br />
5. Perlindungan perempuan dalam situasi konflik, bencana serta pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam<br />
<br />
6. Pemenuhan hak atas pekerjaan yang layak bagi perempuan<br />
<br />
7. Perlindungan atas kebebasan berkeyakinan dan beragama<br />
<br />
8. Hak politik perempuan<br />
<br />
9. Penghapusan produk hukum yang diskriminatif terhadap perempuan dan kelompok minoritas<br />
<br />
10. Penghentian korupsi<br />
<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.2087634 106.84559899999999-6.4613213999999992 106.5228755 -5.9562054 107.16832249999999